Wednesday, April 22, 2009

Karena Pernikahan Begitu Indah Terdengar


Kemarin baru saja kami menghadiri pernikahan seorang sahabat. Sahabat yang selama ini seiya sekata, senasib sepenanggungan. Sahabat yang selalu menghiasi hari-hari dengan tawa dan juga mewarnai saat-saat dengan lara khususnya di Kota Mendoan ini….


Seminggu sebelumnya kami sudah sibuk mengkoordinir akomodasi dll untuk menghadiri hajatan. Biar gak terlalu nguras dompet (hehe, maklum mahasiswa) kami nyewa mobil untuk satu hari perjalanan plus nginep di rumah teman yang dekat (kebetulan di rumahku yang emang paling dekat dengan rumah sohibul hajat) karena kami ga ingin ketinggalan momen akadnya yang lumayan pagi dan repot kalo ga transit dulu.


Selain itu kami juga sibuk nyiapin kado istimewa untuk pengantin dari para sahabat yang mencintainya karena Alloh. Hehe, “kadonya gede amit”, kata seorang teman yang lain pas hari H. Ya iyalah, masak ya iya donk (???) –namanya jg kado istimewa- Sampe-sampe kita bawanya “gotongan”.


Persiapan sebelum hari H, mulai seminggu sebelumnya benar-benar membuat keriting bulu mata (lho?! Hehe, jadi g perlu k salon ‘n bayar mahal yah). Kita bener2 harus ngatur sedemikian rupa agar biaya sewa mobil, bensin dll ga selangit. So cari massa sebanyak-banyaknya dech.. Berhari-hari ngitungin pengeluaran yang fluktuatif karena banyak massa yang “maju-mundur”, lumayan nguras tenaga jg. Alhasil H-1 puncak-puncaknya mberesin segala urusan aku udah sedikit drop. Tapi Alhamdulillah dengan sedikit perjuangan memicu semangat lagi akupun bias bertahan hingga hajatan selesai. Padahal malamnya harus siap siaga di samping pak supir yang sedang bekerja, mengendalikan mobil supaya baik jalannya (hehe, maklum jalan alternatif menuju rumahku banyak “hambatannya”)… Dan aku memang telah berazzam untuk melakukan yang terbaik yang bisa ku lakukan untuk hari istimewa itu, hari yang kami tunggu-tunggu demi melihat senyum paling indah di wajah sahabatku.


Ya, semua karena pernikahan… Pernikahan yang dinanti setiap insan yang memiliki fitroh yang lurus (coz cuma orang yang gak normal aza yang gak ingin nikah). Namun pernikahan bukan hanya sekedar mewujudkan fitroh manusia yang selalu mendambakan pendamping dalam hidup ini, tapi lebih dari itu menikah adalah ibadah yang diperintahkan oleh Allah ta’ala dalam firman-Nya :


Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS.An-Nuur : 32).


Nikah juga merupakan perwujudan dari sabda Rasul Shallallahu ‘alaihi wa salam :


Wahai para pemuda, barang siapa diantara kalian telah mampu untuk menikah maka menikahlah, karena dengan menikah (engkau) lebih dapat menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Dan barang siapa yang belum mampu maka hendaklah dia berpuasa, karena puasa adalah perisai baginya” (HR.Bukhori dan Muslim).


Oleh karena itu menikah dapat bernilai ibadah jika diniatkan ikhlas karena Allah. Karena pernikahan juga merupakan kenikmatan yang besar yang menolong hamba untuk mentaati Robb-nya, menjauhi kemaksiatan dan membantunya untuk menahan pandangan serta memelihara kemaluan.


Subhanalloh... betapa pernikahan begitu indah terdengar. Membuat siapa saja yang mendengar berita bahagia ini terhadap si fulan atau fulanah, pasti akan ikut merasa bahagia (kecuali yang patah hati kali ye?? Hehe..) Seperti yang ku alami kemarin. Beberapa hari sebelum keberangkatan ke tempat resepsi, aku menghubungi ibu tetangga kost yang dulu. Namanya Bu Marmi (50 tahunan), beliau dulu (dan semoga sampai akhir hayat) sangat sayang kepada kami seperti kepada anak kandungnya sendiri, secara juga beliau tidak punya anak putri. Teringat dulu waktu aku sakit radang usus, Ibu Marmi selalu membuatkan bubur untukku… Beliau selalu menangis jika terharu, begitu juga ketika kemarin aku mengabari sahabatku mau menikah dan mengajak beliau turut serta rombongan kami, beliau pun menangis karena bahagia. Bahagia tiada terkira yang terlihat dari bening matanya. Dan untaian doa barokah pun meluncur dengan fasihnya dari bibirnya… Begitu pula teman dan adik kelas yang baru mendengar kabar bahagia ini, pasti wajahnya berubah ceria akibat luapan rasa bahagianya.. Alhamdulillah.


Namun karena begitu indahnya pula tak jarang banyak duri menujunya. Masing-masing orang memiliki ujian sendiri-sendiri dalam melangkah menuju ke pintu gerbang itu. Ada yang sudah berusaha mencari jodoh tapi si pujaan hati tak kunjung tiba, ada yang sudah tiba tapi hati masih berat tuk terikat, ada lagi yang sudah sama-sama cocok dan siap tapi orang tua belum merestui. Ah… bukankah mawar yang indah semakin cantik dengan duri-duri di tangkainya???


Bagaimanapun ujiannya, sesulit apapun rintangannya, tetaplah pada jalan kesabaran dengan berpegang tali ketawakalan. Tetaplah memupuk diri dengan ilmu agar kita layak mendampingi insan terbaik pula. Bukankah Alloh telah berjanji bahwa laki-laki yang baik untuk wanita yang baik dan juga sebaliknya? Dan giatkan pula dengan doa agar Alloh memalingkan hati kita dari keburukan.


Wahai Robb Yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agamaMu. Wahai Robb Yang memalingkan hati, palingkanlah hatiku untuk mentaatiMu dan mentaati RosulMu”


Amin.


….Di tengah acara resepsi, salah seorang teman ada yang komentar (dan notabene komentarnya sama ma tiap orang yang kuberi kabar pernikahan sahabatku), “Vina kapan nih nyusul??”



Hemm, kapan yah…??


Allohua’lam bis showab


1 comment: