Friday, December 11, 2009

Bagaimana Menentukan Masa Subur?

Penyusun: Ummu Salamah

Masa subur adalah suatu masa dalam siklus menstruasi perempuan dimana terdapat sel telur yang matang yang siap dibuahi, sehingga bila perempuan tersebut melakukan hubungan seksual maka dimungkinkan terjadi kehamilan.

Siklus menstruasi dipengaruhi oleh hormon seks perempuan yaitu esterogen dan progesteron. Hormon-hormon ini menyebabkan perubahan fisiologis pada tubuh perempuan yang dapat dilihat melalui beberapa indikator klinis seperti:

  1. Perubahan suhu basal tubuh.
  2. Perubahan sekresi lendir leher rahim (serviks).
  3. Perubahan pada serviks.
  4. Panjangnya siklus menstruasi (metode kalender).
  5. Indikator minor kesuburan seperti nyeri perut dan perubahan payudara.

Ukhtiy harus tahu!

seorang laki-laki selalu dalam keadaan subur, sedangkan kesuburan perempuan terjadi dalam suatu siklus.

Melalui pengalaman, fase subur dan fase tidak subur dalam siklus menstruasi dapat dinilai secara akurat dan pengetahuan ini dapat digunakan untuk merencanakan kehamilan dan menghindari kehamilan. Metode yang paling efektif adalah dengan menggunakan pendekatan berbagai indikator biasanya perubahan suhu yang dikombinasikan dengan perubahan lendir serviks. Indikator-indikator ini secara ilmiah telah terbukti merefleksikan perubahan hormonal dan status kesuburan secara akurat.

Selain suhu dan perubahan lendir serviks, ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk mengetahui masa subur wanita, yaitu: indikator perubahan pada serviks, Metode Kalender, dan Indikator Minor Kesuburan.

Dengan mengetahui masa subur, ini akan bermanfaat bagi pasangan yang bermasalah dalam mendapatkan keturunan, yaitu dengan cara:

  1. Menilai kejadian dan waktu terjadinya ovulasi.
  2. Memprediksikan hari-hari subur yang maksimum.
  3. Mengoptimalkan waktu untuk melakukan hubungan seksual untuk mendapatkan kehamilan.
  4. Membantu mengindentifikasi sebagian masalah infertilitas.

Dalam kesempatan ini, kita hanya akan membahas cara menentukan masa subur melalui perubahan lendir serviks.

Perubahan lendir serviks dapat diamati melalui vulva (alat kelamin luar) dan dicatat setiap hari. Perubahan lendir dapat juga diamati pada serviks dimana lendir tersebut akan muncul sehari sebelum muncul di vulva. Perubahan ini mungkin dikaburkan dengan adanya cairan sperma, spermisida atau infeksi vagina.

Lendir serviks ini dapat dikenali dengan rasa/sensasi, penampakan, dan tes dengan jari tangan.

Sensasi

Sensasi sangat penting dan sering merupakan hal tersulit untuk dipelajari. Ada atau tidaknya lendir dikenali dengan sensasi pada vulva. Sensasi mungkin merupakan rasa yang jelas tentang kering, lembab, lengket, basah, licin, atau lubrikasi.

Penampakan

Kertas tisu putih dan lembut diusapkan pada vulva. Tisu akan basah dan bila ada lendir serviks, lendir akan terlihat menggumpal pada tisu. Warna lendir dicatat, mungkin berwarna putih, krem, buram, atau transparan. Lendir sering terlihat pula pada celana dalam, dalam kondisi kering sehingga karakteristiknya telah berubah

Tes Jari

Tes ini dapat dilakukan pada lendir yang terdapat di atas tisu dengan cara mengambil lendir tersebut dengan ujung jari telunjuk dan ibu jari. Dengan perlahan, jari telunjuk ditarik, untuk melihat elastisitas lendir. Lendir mungkin elastis, atau mudah pecah, atau lembut, licin seperti putih telur yang mentah. Elastisitas ini dikenal dengan nama efek Spin dan menunjukkan bahwa lendir subur.

:: TES 1

Sensasi pada vulva: Lembab atau lengket.

Tes dengan jari:

Penampakan: Lendir awal sedikit tebal, putih lengket, dan cenderung berbentuk tetap.

:: TES 2

Sensasi pada vulva: Basah

Tes dengan jari:

Penampakan: Lendir pada masa transisi jumlahnya meningkat, lebih tipis, berawan, dan sedikit elastis.

:: TES 3

Sensasi pada vulva: Licin

Tes dengan jari:

Penampakan: Lendir dengan kesuburan tinggi jumlah banyak, tipis, transparan, elastis (seperti putih telur yang mentah).

Pada pemeriksaan lendir serviks ini ada beberapa yang harus diingat:

  1. Jumlah dan kualitas lendir bervariasi pada seorang perempuan dengan perempuan lain dan pada satu siklus dengan siklus yang lain.
  2. Setiap perubahan sensasi dan bahkan pada sejumlah kecil lendir harus diperhatikan.
  3. Jika menemukan kesulitan dalam mendeteksi lendir dari luar, kadang-kadang lebih mudah dikenali setelah berolahraga atau setelah buang air besar.
  4. Kegel (gerakan mengerutkan otot panggul bagian bawah seperti menahan kencing) juga kadang membantu pengeluaran lendir.

Supaya lebih mudah memahami artikel ini, sebaiknya Ukhtiy membaca artikel sebelumnya yang berjudul “Lebih Dekat dengan ‘Tamu Bulanan’” karena pada artikel tersebut ada penjelasan lebih jauh tentang ovulasi dan siklus menstruasi yang berkaitan erat dengan masa subur wanita.

Maroji’: www.MER-C.com

***

Artikel www.muslimah.or.id

MENGENAL HATI - Bagian 1 (Bab: Penciptaan Hati dan Kedudukan Hati)



(Oleh: Syaikh Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At-Tuwaijiri hafizhahullah)

بسم الله الرحمن الرحيم

Segala puji hanya milik Allah Dzat Pencipta alam semesta. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah ke hadirat penghulu para Nabi dan rasul, kepada keluarganya, seluruh para shahabatnya, serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik sampai hari akhir. Amma ba'du: Sesungguhnya, sebagaimana tubuh itu memiliki ilmu, demikian juga hatipun memiliki ilmu; akan tetapi dari sisi ilmu yang lain. Untuk menjelaskan pentingnya ilmu tersebut, Rosulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:

"أَلَا وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى أَلَا وَإِنَّ حِمَى اللَّهِ فِي أَرْضِهِ مَحَارِمُهُ, أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ."

“Ketahuilah, sesungguhnya setiap penguasa memiliki daerah terlarang. Ketahuilah, sesungguhnya daerah terlarang Allah di bumi-Nya adalah perkara-perkara yang diharamkan oleh-Nya. Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh ada segumpal daging. Apabila dia baik, maka seluruh tubuh akan baik. Apabila dia rusak, maka seluruh tubuh akan rusak. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati.” (Muttafaqun ‘Alaih).

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

"Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." [Ar-Ra'd: 28]

1. Penciptaan Hati Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالأبْصَارَ وَالأفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur." [An-Nahl: 78]

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:
أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الأرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا فَإِنَّهَا لا تَعْمَى الأبْصَارُ وَلَكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ

"Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada." [Al-Hajj: 46]

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menciptakan manusia. Manusia memiliki bagian luar dan bagian dalam. Pada bagian dalam manusia terdapat banyak anggota tubuh, yang paling pentingnya adalah jantung, hati, dan lambung.
Lafadz Al-Qalbu dapat disebutkan untuk dua makna : Pertama, (Jantung) Daging yang berbentuk sanubari, yang terletak di sebelah kiri dada. Dia adalah daging istimewa. Di bagian dalamnya terdapat rongga. Pada rongga tersebut terdapat darah hitam yang merupakan sumber dan tempat penyimpanan ruh. Darah mengalir ke dalam jantung lalu dipompa kembali dengan perantara pembuluh-pembuluh darah untuk memelihara tubuh.
Kedua, Lathifah Rabbaniyyah Ruhaniyyah. Dia memiliki keterikatan dengan jantung. Lathifah tersebut merupakan hakikat manusia. Dialah yang dapat memahami, mengetahui, dan mengenal. Dialah yang diberikan perintah, tuntutan, pahala, dan hukuman. Lathifah tersebut memiliki keterikatan dengan jantung. Ruh adalah raga halus. Sumbernya adalah rongga jantung. Dia menyebar ke seluruh bagian-bagian tubuh dengan perantara pembuluh-pembuluh darah. Dia berjalan di dalam tubuh. Pancaran cahaya kehidupan dan indera; pendengaran, penglihatan, dan penciuman berasal darinya menuju anggota-anggota tubuh, sama seperti pancaran cahaya lampu yang diedarkan di pojok-pojok rumah. Perjalanan dan pergerakan ruh di bagian dalam tubuh manusia menyerupai pergerakan lampu di bagian sisi-sisi rumah dengan digerakkan oleh penggeraknya.
An-Nafsu dapat diartikan sebagai dzat manusia, yaitu lathifah yang merupakan jiwa dan dzat manusia; juga dapat diartikan sebagai penghimpun kekuatan amarah dan syahwat di dalam tubuh manusia.

Akal adalah segala sesuatu yang dipikirkan oleh manusia tentang perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan yang dapat mencacati dan menodainya; kebalikannya adalah kegilaan. Akal dapat diartikan sebagai ilmu tentang hakikat-hakikat perkara, sehingga dia menjadi suatu ungkapan tentang sifat ilmu yang tempatnya adalah hati; juga dapat diartikan sebagai lathifah yang dapat menangkap ilmu, sehingga dia menjadi sebagai hati.

Ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan manusia, Allah menguji dan mencobanya dengan beberapa hal yang dapat mengorek kejujuran dan kedustaannya, keta’atan dan kemaksiatannya, juga kebaikan dan keburukannya. Sehingga Allah mencampur empat unsur di dalam penciptaan dan pembentukan manusia, yaitu: Sifat-sifat binatang buas, sifat-sifat binatang ternak, sifat-sifat setan, dan sifat-sifat rabbani. Itu semua dikumpulkan di dalam hatinya.
Manusia, dari segi amarah yang menguasainya, dia akan melakukan perbuatan-perbuatan binatang buas, seperti permusuhan, kebencian, menghujam orang-orang dengan cercaan, pukulan, dan pembunuhan.
Manusia, dari segi syahwat yang menguasainya, dia akan melakukan perbuatan-perbuatan binatang ternak, seperti kerakusan, ketamakan, doyan kawin, nafsu sex, dan lain sebagainya. Manusia, dari segi keistimewaannya dari binatang ternak dengan akal yang dimilikinya, namun menyerupai binatang di dalam amarah dan syahwat, dia akan dirasuki sifat setan. Sehingga dia akan menjadi orang picik yang menggunakan akalnya untuk menciptakan jalan-jalan kejahatan, menggapai tujuan-tujuan dengan makar dan tipu muslihat, dan menampakkan keburukan dengan tampilan kebaikan. Itu semua adalah akhlak-akhlak setan. Manusia, dari segi perkara rabbani yang ada di dalam jiwanya, dia akan mengaku-ngaku sifat rububiyyah (ketuhanan) bagi dirinya, mencintai kekuasaan di dalam segala perkara, suka bertindak sewenang-wenang di dalam segala urusan, egois terhadap kepemimpinan, dan lepas dari tali peribadatan dan sikap tawadhu’. Dia juga akan mengaku-ngaku mengetahui hakikat segala perkara. Padahal mengetahui seluruh hakikat dan menguasai seluruh makhluk adalah termasuk di antara sifat-sifat rububiyyah; dan di dalam jiwa manusia terdapat ketamakan akan hal tersebut.
Di dalam setiap jiwa manusia terdapat noda kotoran dari keempat sifat-sifat tersebut, sehingga mengenal hati dan hakikat sifat-sifatnya merupakan landasan agama dan asas jalannya orang-orang yang melangkah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

"(Dan) barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun." [An-Nuur: 40]
Hati dapat tenggelam di dalam perkara yang menguasainya seperti sesuatu yang dia suka, dia benci, dan dia takuti.
Sesuatu yang dia suka akan terus dia cari; sesuatu yang dia benci akan terus dia lawan; dan sesuatu yang takuti akan terus dia hindari. Rasa harap selalu bergantung dengan sesuatu yang disukai; dan rasa takut selalu bergantung dengan sesuatu yang dibenci. Tidak ada yang dapat mendatangkan kebaikan-kebaikan dan segala sesuatu yang disukai kecuali Allah; dan tidak ada yang dapat menghilangkan keburukan-keburukan dan segala sesuatu yang dibenci kecuali Allah. Allah Maha Mengetahui di mana Dia menjadikan risalah-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:


وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلا كَاشِفَ لَهُ إِلا هُوَ وَإِنْ يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلا رَادَّ لِفَضْلِهِ يُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

"Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurnia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." [Yunus: 107]

2. Kedudukan Hati
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِنَّ فِي ذَلِكَ لَذِكْرَى لِمَنْ كَانَ لَهُ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيدٌ

"Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya." [Qaaf: 37]

Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:


"أَلَا وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى أَلَا وَإِنَّ حِمَى اللَّهِ فِي أَرْضِهِ مَحَارِمُهُ, أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ."

“Ketahuilah, sesungguhnya setiap penguasa memiliki daerah terlarang. Ketahuilah, sesungguhnya daerah terlarang Allah di bumi-Nya adalah perkara-perkara yang diharamkan oleh-Nya. Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh ada segumpal daging. Apabila dia baik, maka seluruh tubuh akan baik. Apabila dia rusak, maka seluruh tubuh akan rusak. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati.” (HR. Bukhari no. 52. Imam Muslim no. 1599).

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan kelebihan kepada manusia dan memuliakan-nya atas kebanyakan makhluk-Nya, yaitu dengan memberikannya kemampuan untuk mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala. Mengenal Allah merupakan keindahan, kesempurna-an, kebanggaan, kebahagiaan, dan ketenteraman manusia di dunia. Juga bekal dan tabungannya di akhirat. Manusia hanya mampu mengenal Allah dengan hatinya, bukan dengan anggota tubuh yang lain. Hatilah yang mengenal Allah; dialah yang dekat kepada Allah; dialah yang beramal karena Allah; dialah yang berjalan menuju Allah; dan dialah yang mengetahui apa-apa yang ada di sisi Allah. Adapun anggota-anggota tubuh lainnya hanyalah pengikut, pelayan, dan alat bantu baginya. Hati mempergunakan dan memperkerjakan anggota-anggota tubuh layaknya seorang majikan memperkerjakan seorang budak; layaknya seorang pemimpin memperkerjakan rakyat; dan layaknya seorang manusia mempergunakan alat bantu. Hatilah yang diterima di sisi Allah apabila dia selamat dari peribadatan kepada selain Allah. Hati pula yang terhalangi dari Allah apabila dia tenggelam di dalam peribadatan kepada selain Allah. Dialah yang berbahagia dengan kedekatannya kepada Allah, sehingga dia beruntung apabila dia membersihkannya. Dia pula yang merugi dan sengsara apabila dia mengotorinya dan menghinakannya. Dialah yang patuh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala pada hakikatnya. Adapun amal-amal ibadah dan tingkah laku yang keluar dari anggota-anggota tubuh adalah cahaya dan pengaruh hati. Kebaikan-kebaikan bagian luar manusia dan kejelekan-kejelekannya akan nampak terlihat tergantung dengan cahaya dan kegelapan yang ada di dalam hati, karena setiap bejana akan meneteskan apa yang ada di dalamnya. Hati sama seperti tungku yang akan mendidihkan apa yang ada di dalamnya. Kebaikan dunia dan kerusakannya tergantung dengan aktifitas manusia di dalam kehidupan, karena dia adalah jantung dunia dan penghuninya. Kebaikan tubuh manusia dan kerusakan-nya tergantung dengan kebaikan hati dan kerusakannya pula, sebagaimana Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

"أَلَا وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى أَلَا وَإِنَّ حِمَى اللَّهِ فِي أَرْضِهِ مَحَارِمُهُ, أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ."

“Ketahuilah, sesungguhnya setiap penguasa memiliki daerah terlarang. Ketahuilah, sesungguhnya daerah terlarang Allah di bumi-Nya adalah perkara-perkara yang diharamkan oleh-Nya. Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh ada segumpal daging. Apabila dia baik, maka seluruh tubuh akan baik. Apabila dia rusak, maka seluruh tubuh akan rusak. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati.” (HR. Bukhari no. 52. Imam Muslim no. 1599)
Apabila manusia dapat mengenal hatinya, pasti dia dapat mengenali dirinya. Apabila dia telah mengenal dirinya, niscaya dia dapat mengenal Rabbnya.[1] Namun, apabila manusia bodoh terhadap hatinya, maka diapun akan bodoh terhadap dirinya. Apabila dia bodoh terhadap dirinya, sudah pasti dia bodoh terhadap Rabbnya. Barangsiapa yang mengenal Rabbnya, pasti dia dapat mengenal segala sesuatu.
Namun, barangsiapa yang bodoh terhadap Rabbnya, dia pasti bodoh terhadap segala sesuatu. Barangsiapa yang bodoh terhadap hatinya, maka dia lebih bodoh terhadap yang lainnya. Kebanyakan manusia bodoh terhadap hati mereka, diri mereka sendiri, dan bahkan terhadap Rabb mereka. Hatinya telah dibatasi antara mereka dan antara diri-diri mereka, karena sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya, sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَأَنَّهُ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ

"Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu [2]. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya [3] dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan." [Al-Anfaal: 24]
Pembatasan hati adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala menghalanginya dari melihat Allah, muraqabah terhadap-Nya, dan mengenal nama-nama dan sifat-sifat-Nya.
Terkadang hati terjerumus ke tempat yang serendah-rendahnya dan terus turun sampai pada tingkatan para setan; dan terkadang dia meningkat ke tempat yang setinggi-tingginya dan terus naik sampai kepada alam para malaikat yang didekatkan kepada Allah. Demikianlah dia berbolak-balik di antara dua jari dari jari-jari Ar-Rahmaan.[4] Kebutuhan hati terhadap mengenal Allah, nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya, dan perbuatan-perbuatan-Nya adalah lebih besar daripada kebutuhan tubuh terhadap makanan dan minuman. Perbandingan kebutuhan hati terhadap keimanan dan mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kebutuhan tubuh terhadap makanan dan minuman adalah seperti perbandingan gunung dan semut merah yang kecil, juga seperti perbandingan lautan dan setetes air. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menciptakan tiga wadah penting di dalam tubuh setiap manusia, yaitu: Otak, hati, dan lambung. Otak adalah wadah untuk akal dan ilmu. Hati adalah wadah untuk keimanan dan tauhid. Sedangkan lambung adalah wadah untuk makanan dan minuman. Masing-masing wadah akan mendapatkan makanannya dan kamupun akan mendapatkan hasilnya. Hati adalah tempat keimanan, tashdiq (kepercayaan), keyakinan, pengagungan, rasa takut, rasa tawakkal, rasa cinta, rasa tenteram, mengenal, patuh, dan berserah diri terhadap Rabb Pencipta alam semesta. Oleh karena itu, hati telah menjadi pusat perhatian Allah Subhanahu wa Ta’ala terhadap seorang hamba, sebagaimana Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:

"إِنَّ اللَّهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ."

“Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa-rupa kalian juga harta-benda kalian, melainkan Allah melihat hati-hati kalian juga amal-perbuatan kalian.” (HR. Muslim no. 2564).
Sumber ilmu yang dapat mewariskan amal perbuatan dan mendatangkan kekhusu’an hati, rasa takut, rasa cinta, kedekatan, rasa tenteram, dan terus ta’at terhadap Rabbnya adalah ilmu tentang Allah, yaitu mengenal nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya, karunia-karunia-Nya, kenikmatan-kenikmatan-Nya, dan sifat-sifat kemulian dan keindahan-Nya; lalu mengenal janji dan ancaman-Nya, yaitu kenikmatan surga yang telah Allah persiapkan untuk orang-orang yang bertakwa dan siksa api neraka yang telah Allah persiapkan untuk orang-orang yang jahat.

Selanjutnya adalah ilmu tentang hukum-hukum Allah dan perkara-perkara yang Allah cintai dan Allah ridhoi dari seorang hamba seperti perkataan, amal perbuatan, keadaan, ataupun keyakinan. Dia terus istiqamah terhadap ilmu tersebut sampai dia mati.

Barangsiapa yang tidak mendapatkan ilmu yang bermanfaat itu, maka dia akan terjerumus di dalam empat hal yang Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam memohon perlindungan darinya, beliau bersabda:

"اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لَا يُسْتَجَابُ لَهَا."

“Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak pernah khusyu’, dari jiwa yang tidak pernah puas, dan dari doa yang tidak pernah dikabulkan.” (HR. Muslim no. 2722).

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya [5]; Allah menciptakan hati untuk manusia yang dengannya dia dapat mengetahui banyak hal; Allah menciptakan mata untuk manusia yang dengannya dia dapat melihat banyak hal; Allah menciptakan telinga untuk manusia yang dengannya dia dapat mendengar banyak suara; dan Allah menciptakan akal untuk manusia yang dengannya dia mengerti banyak hal.

Demikian juga Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menciptakan seluruh anggota tubuh manusia untuk suatu perkara dan suatu pekerjaan. Tangan untuk bertindak, kaki untuk berjalan, lidah untuk berucap, mulut untuk makan, hidung untuk mencium, begitu juga seluruh anggota tubuh bagian luar dan bagian dalam, masing-masing memiliki tugas dan hikmah.

Apabila manusia menggunakan anggota tubuh itu sesuai dengan tujuan penciptaannya, maka itulah kebenaran. Perbuatan itu pantas dan layak bagi anggota tubuh tersebut, bagi Rabb Penciptanya, dan bagi sesuatu yang dikerjakan.

Namun, apabila dia tidak menggunakan anggota tubuh itu pada haknya bahkan membiar-kannya sia-sia, maka itulah kerugian, dan pemiliknya adalah orang yang tertipu. Apabila dia menggunakannya tidak sesuai dengan tujuan penciptaannya, maka itulah kesesatan dan kebinasaan, dan pemiliknya termasuk di antara orang-orang yang merubah kenikmatan Allah menjadi kekufuran.[6]

Hati adalah pemimpin, penguasa, dan pengendali anggota tubuh. Pikiran bagi hati laksana pendengaran bagi telinga.

Kebaikan, hak, dan tujuan penciptaan hati adalah untuk memikirkan banyak hal:
Sehingga dia mengenal Rabbnya, Dzat yang disembahnya, dan Dzat Penciptanya; dia mengetahui apa yang bermanfaat dan yang bermudharat baginya; dia mengetahui apa yang baik dan yang merusak dirinya; dan dia juga mengetahui sebab-sebab keselamatan dan sebab-sebab kebinasaan. Dia dapat membedakan antara ini dan itu. Dia dapat memilih apa yang bermanfaat dan baik bagi dirinya. Dia berpegang dengan tali Allah dan tidak menoleh kepada selain-Nya.

Manusia berbeda-beda dalam penciptaannya dan berbeda-beda dalam memikirkan banyak hal. Ada yang sempurna, ada juga yang kurang. Ada yang memikirkan banyak hal, ada juga yang sedikit. Ada yang baik pikirannya, ada juga yang buruk.

Apabila seorang hamba beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberikan kemuliaan kepada hatinya dengan sepuluh kemuliaan:

Pertama: Kehidupan, sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

أَوَمَنْ كَانَ مَيْتًا فَأَحْيَيْنَاهُ وَجَعَلْنَا لَهُ نُورًا يَمْشِي بِهِ فِي النَّاسِ كَمَنْ مَثَلُهُ فِي الظُّلُمَاتِ لَيْسَ بِخَارِجٍ مِنْهَا كَذَلِكَ زُيِّنَ لِلْكَافِرِينَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

"Dan apakah orang yang sudah mati [7] kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan." [Al-An’aam: 122]

Barangsiapa yang menghidupkan tanah yang mati, maka tanah itu menjadi miliknya.[8] Begitu juga Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menciptakan hati dan memberikan cahaya keimanan di dalamnya, maka tidak boleh memberikan bagian dari hati itu kepada selain-Nya.

Kedua: Penawar, sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

"Serta melegakan hati orang-orang yang beriman." [At-Taubah: 14]

Madu adalah penawar tubuh; keimanan adalah penawar hati; dan ilmu adalah penawar kebodohan.

Ketiga: Kesucian. Tukang emas atau perak, apabila dia membersihkan emas sekali, dia tidak akan memasukkannya ke dalam api. Begitu juga Allah Subhanahu wa Ta’ala, apabila Dia membersihkan hati-hati kaum mukminin, Dia tidak akan memasukkan mereka ke dalam api neraka. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ يَغُضُّونَ أَصْوَاتَهُمْ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ أُولَئِكَ الَّذِينَ امْتَحَنَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ لِلتَّقْوَى لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ عَظِيمٌ

"Sesungguhnya orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah mereka itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk bertakwa. Bagi mereka ampunan dan pahala yang besar." [Al-Hujuraat: 3]

Kempat: Hidayah, Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

"Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya dia akan memberi petunjuk kepada hatinya." [At-Taghaabun: 11]

Kelima: Keteguhan iman. Sesungguhnya kertas, apabila telah dituliskan ayat Al-Qur’an di dalamnya, maka tidak boleh membakarnya. Begitu juga hati seorang mukmin, apabila telah ditanamkan keimanan di dalamnya, maka tidak boleh membakarnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

لا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُولَئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الإيمَانَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ أُولَئِكَ حِزْبُ اللَّهِ أَلا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

"Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Meraka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan [9] yang datang daripada-Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung." [Al-Mujaadilah: 22]

Keenam: Ketenangan, sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا

"Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi [10] dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana." [Al-Fath: 4]

Ketujuh: Persatuan, sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ لَوْ أَنْفَقْتَ مَا فِي الأرْضِ جَمِيعًا مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

"Dan yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman) [11]. Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya dia Maha Gagah lagi Maha Bijaksana." [Al-Anfaal: 63]

Kedelapan: Ketenteraman, sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

"Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." [Ar-Ra’d: 28]

Kesembilan: Rasa cinta, sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَاعْلَمُوا أَنَّ فِيكُمْ رَسُولَ اللَّهِ لَوْ يُطِيعُكُمْ فِي كَثِيرٍ مِنَ الأمْرِ لَعَنِتُّمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الإيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُولَئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ

"Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus." [Al-Hujuraat: 7]


Abu Abdillah (on Facebook-dg editing ttt)

Bersambung, insya Allah.
----------------------------------------
Foot note:

[1] Lihat Majmu' Al-Fatawa: 9/295. Al-Hawi Lil-Fatawa karya Imam As-Suyuthi: 3/357. Iqazh Al-Himam Syarh Matan Al-Hikam: 1/2. Ihya 'Ulum Ad-Din: 2/431. Al-Fatawa Al-Haditsiyyah karya Ibnu Hajar Al-Haitsami: 1/677. Maksudnya adalah barangsiapa yang mengenal kelemahan, kefakiran, kelalaian, kerendahan, dan rasa takut yang ada pada dirinya sendiri, maka dia akan mengenal sifat-sifat kemuliaan dan keindahan Rabbnya sebagaimana yang layak untuk-Nya. Sehingga diapun terus-menerus mengawasinya hingga dibukakan baginya pintu penyaksian-Nya. Diapun termasuk di antara orang-orang special yang dipenuhi sifat makrifatullah dan dipakaikan pakaian kekhilafahan-Nya.

[2] Maksudnya: menyeru kamu berperang untuk meninggikan kalimat Allah yang dapat membinasakan musuh serta menghidupkan Islam dan muslimin. juga berarti menyeru kamu kepada iman, petunjuk jihad dan segala yang ada hubungannya dengan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

[3] Maksudnya: Allah-lah yang menguasai hati manusia.

[4] Diriwayatkan dari Abdullah bin ’Amr bin Al-‘Ash Radhiyallahu Anhuma, dia berkata bahwasanya dia telah mendengar Rosulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:

«إِنَّ قُلُوبَ بَنِى آدَمَ كُلَّهَا بَيْنَ إِصْبَعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ الرَّحْمَنِ كَقَلْبٍ وَاحِدٍ يُصَرِّفُهُ حَيْثُ يَشَاءُ». ثُمَّ قَالَ: «اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ».

"Sesungguhnya hati-hati anak Adam (manusia) berada di antara jari-jari Ar-Rahman seperti satu hati. Dia membolak-balikkanya sebagaimana Dia kehendaki." Lalu beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam berdoa, "Ya Allah, wahai Dzat yang Maha membolak-balikkan hati, palingkanlah hati-hati kami di atas keta'atan-Mu." (HR. Imam Muslim no. 6921)

[5] Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

{لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ}

((Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.)) [At-Tiin: 4]

[6] Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

{أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ بَدَّلُواْ نِعْمَةَ اللّهِ كُفْرًا وَأَحَلُّواْ قَوْمَهُمْ دَارَ الْبَوَارِ}

((Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan?)) [Ibrahim: 28]

[7] Maksudnya ialah orang yang telah mati hatinya yakni orang-orang kafir dan sebagainya.

[8] Shahih, Sunan Abu Daud no. 3075.

[9] Yang dimaksud dengan pertolongan ialah kemauan bathin, kebersihan hati, kemenangan terhadap musuh dan lain-lain.

[10] Yang dimaksud dengan tentara langit dan bumi ialah penolong yang dijadikan Allah untuk orang-orang mukmin seperti malaikat-malaikat, binatang-binatang, angin taufan dan sebagainya

[11] Penduduk Madinah yang terdiri dari suku Aus dan Khazraj selalu bermusuhan sebelum nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam hijrah ke Madinah dan mereka masuk islam, permusuhan itu hilang.

Friday, November 27, 2009

Ibadah 500 Tahun Hanya Sebanding dengan Satu Kenikmatan


Dari Jabir bin abdulloh rodhiallohu’anhu berkata, Rosululloh shollallohu’alaihi wasallam keluar menuju kami lalu bersabda, ‘Baru saja kekasihku Malaikat Jibril keluar dariku dia memberitahu, ‘Wahai Muhammad, Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran. Sesungguhnya Alloh memiliki seorang hamba di antara sekian banyak hambaNya yang melakukan ibadah kepadaNya selama 500 tahun, ia hidup di puncak gunung yang berada di tengah laut. Lebarnya 30 hasta dan panjangnya 30 hasta juga. Sedangkan jarak lautan tersebut dari masing-masing arah mata angin sepanjang 400 farsakh. Alloh mengeluarkan mata air di puncak gunung itu hanya seukuran jari, airnya sangat segar mengalir sedikit demi sedikit, hingga menggenang di bawah kaki gunung.


Alloh juga menumbuhkan pohon delima, yang setiap malam mengeluarkan satu buahdelima matang untuk dimakan pada siang hari. Jika hari menjelang petang, hamba itu turun ke bawah mengambil air wudhu sambil memetik buah delima untuk dimakan. Kemudian mengerjakan sholat. Ia berdoa kepada Alloh ‘Azza Wajalla jika waktu ajal tiba agar ia diwafatkan dalam keadaan bersujud, dan mohon agar jangan sampai jasadnya rusak dimakan tanah atau lainnya sehingga ia dibangkitkan dalam keadaan bersujud juga.


Demikianlah kami dapati, jika kami lewat di hadapannya ketika kami menuruni dan mendaki gunung tersebut.


Selanjutnya, ketika dia dibangkitkan pada hari kiamat ia dihadapkan di depan Alloh Subhanahu Wata’ala, lalu Alloh berfirman, ‘Masukkanlah hambaKu ini ke dalam Surga karena RahmatKu.’ Hamba itu membantah, ‘Ya Robbi, aku masuk Surga karena perbuatanku.’


Alloh Subhanahu Wata’ala berfirman, ‘Masukkanlah hambaKu ini ke dalam Surga karena RahmatKu.’ Hamba tersebut membantah lagi, ‘Ya Robbi, masukkan aku ke Surga karena amalku.’


Kemudian Alloh Subhanahu Wata’ala memerintah para malaikat, ‘Cobalah kalian timbang, lebih berat mana antara kenikmatan yang Aku berikan kepadanya dengan amal perbuatannya.’
Maka ia dapati bahwa kenikmatan penglihatan yang dimilikinya lebih berat sibanding dengan ibadahnya selama 500 tahun, belum lagi kenikmatan anggota tubuh yang lain. Alloh Subhanahu Wata’ala berfirman,’Sekarang masukkanlah hambaku ini ke Neraka.’


Kemudian ia diserret ke dalam api Neraka. Hamba itu lalu berkata, ‘Ya Robbi, benar aku masuk Surga hanya karena rahmatMu, masukkanlah aku ke dalam SurgaMu.’
Alloh subhanahu Wata’ala berfirman, ‘Kembalikanlah ia.’


Kemudian ia dihadapkan lagi di depan Alloh Subhanahu Wata’ala, Alloh Subhanahu Wata’ala bertanya kepadanya, ‘Wahai hambaKu, Siapakah yang menciptakanmu ketika kamu belum menjadi apa-apa?’


Hamba tersebut menjawab, ‘Engkau, wahai Tuhanku.’


Alloh bertanya lagi, ‘Yang demikian itu karena keinginanmu sendiri atau berkat rahmatKu?’


Dia menjawab, ‘Semata-mata karena rahmatMu.’


Alloh bertanya, ‘Siapakah yang member kekuatan kepadamu sehingga kamu mampu mengerjakan ibadah selama 500 tahun?’


Dia menjawab, ‘Engkau Ya Robbi.’


Alloh bertanya, ‘Siapakah yang menempatkanmu berada di gunung dikelilingi ombak laut, kemudian mengalirkan untukmuair segar di tengah-tengah laut yang airnya asin, lalu setiap malam memberimubuah deliama yang seharusnya berbuah hanya satu tahun sekali? Disamping itu semua, kamu mohon kepadaKu agar Aku mencabut nyawamu ketika kamu bersujud, dan aku telah memenuhi permintaanmu!?’


Hamba itu menjawab, ‘Engkau Ya Robbi.’


Alloh subhanahu Wata’ala berfirman, ‘Itu semua berkat rahmatKu. Dan hanya dengan rahmatKu pula Aku memasukkanmu ke dalam Surga. Sekarang masukkanlah hambaKu ini ke dalam Surga! HambaKu yang paling banyak memperoleh kenikmatan adalah kamu wahai hambaKu.’ Kemudian Alloh memasukkannya ke dalam Surga.”


Jibril ‘Alaihissalam melanjutkan, “Wahai Muhammad, sesungguhnya segala sesuatu itu terjadi hanya berkat Rahmat Alloh.”


[HR. Al Hakim, 4/250]



Sumber: 99 Kiasah Orang Shalih, oleh Muhammad bin Hamid Abdul Wahab, penerbit Darul Haq.

Friday, October 30, 2009

Renungan Malam 24







Astaghfirulloh…


Umurku kini nambah satu! Nambah tua apa nambah dosa ya?? Smoga gak keduanya..! Of course lah smua orang ingin slalu tetap awet muda en nambah pahala. Maksudnya awet muda, secara fisik kita masih tetap bersemangat dalam berkarya, optimis dalam harap, dan selalu ceria dalam segala suasana-meskipun umur kita selalu bertambah tiap tahun… Dan nambah pahala maksudnya agar setiap aktivitas tersebut kita muarakan hanya karena Alloh Ta’ala sehingga dapat menambah keimanan & ketakwaan kita di sisiNya, seiring bertambahnya waktu.

Ngomong2 soal waktu… kalo diitung2 dari aku lahir sampe jadi gadis kaya gini (ceilee..gadis vertical apa gadis horizontal Bu?!) aku udah ngabisin waktu sebanyak 24 tahun (lebih beberapa jam-saat tulisan ini diposting) lho!! Wah, itu kalo diotak-atik pake kalkulator kira2 udah ngabisin berapa bulan, berapa hari, berapa jam,berapa detik,…dst yah? (itung ndiri lah, trauma aku ama matematika!) Dan yg wajib jadi renungan buat diri ini, sudah untuk apa sajakah waktu sebanyak itu aku isi dan manfaatkan???

Hiks..! kalo mau ngaca sih, jawabannya dikiiit banget (Astaghfirulloh…)

Terutama dalam membahagiakan dan membanggakan kedua orang tua… mungkin diri ini lebih banyak menorehkan luka daripada menaburkan bunga di dalam sanubari mereka.
Hatta untuk masyarakat…-hmmm,aku udah ngapain yah?- bahkan acara 17an aja aku gak pernah ikut..!
Apatah lagi untuk diri sendiri, dalam pendewasaan diri terutama. Haha…kalo yg ini pasti pada menyangsikannya juga Terkadang diri ini suka malu sendiri pada orang lain, yg memiliki usia lebih muda dariku. Karena gak jarang justru mereka bisa bersikap lebih dewasa dalam menghadapi masalah daripada aku. Ditambah juga melihat teman2 yg notabene “menyandang status” anak bontot! Aku lebih sering menjumpai mereka jg yg lebih dewasa daripada si sulung ini…
Aku jadi ingat kata2 seorang teman yg bunyinya kurang lebih begini, “Bertambah tua itu suatu keniscayaan, tapi menjadi dewasa adalah pilihan.” (hmm,kata sp y???) Yup, bner banget. Usia lebih tua belum tentu pola pikir lebih dewasa. Terkadang pengalaman yg berharga-lah yg membuat seseorang menjadi dewasa…en tentu saja ilmu yg dia miliki sebagai dasar dalam menentukan suatu pilihan/kebijaksanaan.
Akupun sadar…mungkin dengan ketidaksewasaan diri ini telah banyak melukai hati2 yang lembut. So, maafin aku Teman..!

Tapi ada satu lg yg paling penting.. yaitu untuk agama! Yup.. Kita, dan bahkan juga semua golongan jin, diciptakan ke dunia ini adalah untuk beribadah hanya kepadaNya. So,udah kewajiban kita seharusnya waktu yg kita habiskan kita isi untuk beribadah dan beribadah, hatta dalam perkara dunia yg bersifat mubah pun kita harus upayakan dalam rangka beribadah kepadaNya. Apalagi Alloh dengan sifatNya Yang Maha Pemurah, telah banyak banget memberikan kita nikmat2 yang tiada mampu kita hitung meski pake kalkulator super canggih sekalipun…! Subhanalloh walhamdulillah.. Paling gak kita beribadah sebagai rasa syukur kita kepadaNya.

Lalu…gimana dengan waktuku? Gimana dengan umurku?? Gimana dengan kehidupanku??? Padahal kalo mo jujur-jujuran -karena aku hanya manusia biasa-..mungkin lebih banyak terhabiskan dg maksiatnya daripada ibadahnya (Na’udzubillah mindzalik!!!)

Astaghfirulloh..Yaa Ghoffuur…

Padahal seorang ulama terkenal (hayoo,siapa yg belum kenal??) Ibnul Qoyyim Al Jauziah rohimahullohu ta’ala, menerangkan tentang hakekat umur yang sebenarnya…

"Ketahuilah bahwa maksiat dapat mengurangi umur dan pasti dapat pula mengurangi keberkahannya, sebagaimana pula amalan kebaikan dapat menambah umur. Itulah perbuatan dosa dapat mengurangi umur.
Para ulama sebenarnya berselisih pendapat dalam masalah ini. Ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan berkurangnya umur adalah hilangnya keberkahan umur. Ini memang benar dan inilah di antara dampak berbuat maksiat.
Ulama lainnya mengatakan bahwa berkurangnya umur adalah berkurangnya umur secara hakiki artinya umurnya betul-betul berkurang, sebagaimana rizki juga bisa berkurang.
Allah Ta’ala telah menjadikan berkah pada rizki karena berbagai sebab yang bisa menambah rizki tadi. Begitu pula keberkahan umur datang karena berbagai sebab yang bisa menambah keberkahan umur.
Para ulama mengatakan bahwa bertambah umur itu pasti terjadi karena sebab, begitu pula berkurangnya umur. Begitu pula rizki, ajal, kebahagiaan, kesengsaraan, sehat, sakit, kaya, miskin, walaupun itu semua terjadi dengan ketetapan Allah, tetapi pasti ketetapan Allah ini juga terjadi dengan adanya sebab.
Para ulama lain mengatakan bahwa dampak maksiat dapat menghilangkan keberkahan umur karena hakekat kehidupan adalah hidupnya hati. Oleh karena itu, Allah Ta’ala menyebut orang kafir dengan sebutan mayit karena memang mereka adalah orang yang mati hatinya (QS. An Nahl: 21)
Jadi ingatlah bahwa kehidupan yang hakiki adalah kehidupan hati. Dan ingatlah bahwa umur manusia adalah lama hidupnya. Namun, umur yang hakiki adalah waktu yang dia digunakan dalam ketaatan kepada Allah.
Waktu yang digunakan dalam ketaatan inilah umur sebenarnya. Oleh karena itu, kebaikan dan ketaatan akan menambah umurnya yang sebenarnya dan selain itu tidaklah menambah umurnya.

Oleh karena itu, jika seorang hamba berpaling dari Allah dan gemar melakukan maksiat, maka dia berarti telah menyia-nyiakan hakikat umur yang sebenarnya.

Jadi, umur seseorang adalah lama kehidupannyaDan tidak ada kehidupan yang hakiki kecuali dengan mentaati Allah, nikmat dalam mencintai dan berdzikir pada-Nya, dan selalu mengutamakan untuk mencari ridho-Nya"

Subhanalloh…

Akupun merenung tentang hisab (baca: perhitungan) antara ibadah & maksiat yang mewarnai hidupku selama 24 tahun!

Apakah umurku selama ini berkah atau….??

Atau jangan-jangan setiap tahun yang kulalui bukanlah bertambahnya umurku tapi justru berkurang…. (wal’iyadzubillah)

Dan akupun bingung…

Kenapa banyak orang yg berbahagia di hari “ulang tahun”nya? Kenapa mereka justru merayakannya dengan pesta pora? Kenapa senang dg banyak yang mengucapkan selamat? Kenapa…? Kenapa…? Kenapa…?


"Demi masa… Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang2 yg beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran." (QS. Al Ashr:1-3)

Allohua’lam bis showab


Ar Roudloh, @Kamar yang ‘kan ku kenang..

28 Oktober 2009


Saturday, October 17, 2009

Tumbuhan Pemangsa Serangga..???


Selama ini kita sering mendengar hewan pemangsa, entah itu memangsa hewan lain ataupun bahkan memangsa manusia. Kita pun biasa mendengar istilah hewan pemakan tumbuhan. Tapi kalo tumbuhan pemakan atau pemangsa hewan…? Hmmm..masak siy bisa? Agak aneh ya?! Atau mungkin sebagian dari kita memang sudah ada yang mngenalnya. Yuks kita kupas lebih dalam tentang tumbuhan unik ini..

Tumbuhan yang satu ini disebut Venus. Nama latinnya adalah Dionaea muscipula. Ia merupakan tumbuhan pemangsa yang mengagumkan. Ia tak hanya memang serangga, ia akan memangsa siapa saja yang singgah ke kelopaknya, entah itu katak, kadal, atau cicak.

Tumbuhan ini mendapatkan mangsa dengan cara sebagai berikut. Seekor lalat yang sedang mencari makan tiba-tiba menemukan tumbuhan yang sangat memikat, yaitu Venus ini. Mengapa memikat? Tumbuhan ini bentuknya mirip sepasang tangan yang sedang memegang mangkuk. Yang membuatnya menarik bagi lalat adalah warnanya yang merah menyala dan baunya yang harum yang berasal dari kelenjar di sekitar kelopak. Lalat terpikat oleh bau harum ini dan mendarat di sekitar kelopak tanpa ragu. Ketika bergerak mencari makanan, tanpa sengaja lalat menyentuh bulu-bulu kelopak yang tampaknya tidak berbahaya. Beberapa saat kemudian, kelopak menutup dengan cepat. Lalat terjepit kuat diantara dua kelopak tersebut. Venus mulai mengeluarkan cairan pelarut daging sampai bentuk lalat berubah menjadi semacam gel. Gel ini kemudian diserap oleh Venus.

Hmm… glek!!! Ngeri juga yah..?!

Venus menangkap lalat dengan kecepatan tinggi. Coba kamu tangkap seekor lalat. Kemungkinan besar kamu gagal menangkapnya. Namun tumbuhan tanpa tulang dan otot ini mampu bergerak cepat. Subhanalloh…


Hasil penelitian menunjukkan adanya sistem listrik pada Venus. Gesekan serangga pada bulu kelopak diteruskan kepada reseptor yang terletak di bawah bulu. Bila gesekan mekanis ini cukup kuat, reseptor akan mengirimkan sinyal listrik ke seluruh permukaan kelopak. Sinyal ini diteruskan ke sel-sel penggerak agar kelopak menutup tiba-tiba. Tertangkaplah si lalat malang.

Selain system stimulus, Alloh Subhanahu Wata’ala juga menciptakan system mekanisme menutup kelopak dengan sempurna. Begitu sel-sel dalam Venus menerima stimulus listrik, terjadi perubahan konsentrasi air di dalam sel. Sel-sel kelopak mengeluarkan air dari tubuh mereka. Sebaliknya, sel-sel di luar kelopak menyerap kelebihan air dan kemudian mengembang. Proses menutupnya kelopak ini sama dengan saat manusia menggerakkan tangannya: satu otot berkontraksi, satu otot mengendur.

Lalat yang terjebak dalam kelopak sebenarnya menyentuh bulu-bulu kelopak berkali-kali. Ini menyebabkan sinyal listrik dilepaskan kembali sehingga kelopak menutup lebih rapat. Sementara itu, kelenjar pencernaan pada kelopak pun diaktifkan. Akibat stimulus ini, kelenjar-kelenjar itu membunuh dan melarutkan tubuh lalat perlahan-lahan.


Untuk menutup kelopak, bulu-bulu harus disentuh dua kali berturut-turut. Sentuhan pertama membangkitkan muatan listrik statis, namun tidak membuat kelopak menutup. Kelopak hanya menutup pada sentuhan kedua setelah muatan listrik statis mencapai batas tertentu dan dilepaskan. Dengan mekanisme ganda ini, kelopak tidak akan menutup tanpa kehadiran mangsa. Misal, kelopak tidak akan menutup saat terkena setetes air hujan.


Jika kita mau memikirkan, tumbuhan ini tentu tidak berpikir untuk melakukan semua mekanisme cari makan di atas. Alloh Subhanahu Wata’ala-lah yang Mahabesar untuk menciptakan mekanisme sistem yang mengagumkan ini. Subhanalloh!

Sumber: Majalah Elfata


Wednesday, October 7, 2009

Thursday, September 10, 2009

Research #2

DAYA HAMBAT EKSTRAK KASAR SENYAWA DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon aristatus) TERHADAP PERTUMBUHAN Pseudomonas aeruginosa

Profita Oktavina Maharani, Biology Faculty, Jenderal Soudirman University


ABSTRACT

Pseudomonas aeruginosa is a kind of negative Gram bacteria with characteristic of opportunistic that could cause infection. Infection type that occurred among other things urine-duct infection, respiratory infection, dermatitis, smooth tissue infection, bone and joint infection, digestive infection, and vary of systemic duct infection. Orthosiphon aristatus is the one of plantation that contain chemical with characteristic of antibacterial to bacteria which could cause infection. It has been conducted an experiment to find out the class of active compound that contain in crude extract of O. aristatus leaf which able to inhibit P. aeruginosa and the Minimum Inhibition Concentration (MIC). This research was carried out at Microbiology Laboratory Biology Faculty of Jenderal Sudirman University on October 2008 – January 2009. The research used completely randomized design with 6 treatments and thrice replications. Each treatment used concentration of O. aristatus extract 0% (K0), 2.5% (K1), 5% (K2), 7.5% (K3), 10% (K4) and 12.5% (K5), respectively examined to P. aeruginosa. Examination was carried out by gel dilution method and calculation of total bacteria colony used Total Plate Count (TPC) method. The substance of antibacterial is alkaloid and flavonoid. MIC crude extract of O. aristatus to P. aeruginosa was equal to 2.5%.


Key words: O. aristatus, P. aeruginosa, infection, antibacterial, MIC


Saturday, August 8, 2009

(Marhaban...)


Ode Penantian
***
Bening asa menyemburat dari relung qolbu
Sebening embun pagi yang bertahta di hijau daun
Itulah asa seorang mukmin yang sedang mabuk rindu
Akan datangnya kekasih yang slalu ditunggu
Yaitu rindu yang jika t’lah bertemu ‘kan menjadi candu

Hari demi hari hingga terlalui bulan demi bulan
Dosa demi dosa terpungut dari kecil hingga besar
Hati yang terliput gelisah dan gundah gulana
Kian lelah meski bibir s’lalu basah akan istighfar
Namun bening asa masih setia bertahan

Kekasih yang dinanti semakin merangkak di sisi
T’lah dia tunjukkan aroma mewangi
Hati pun semakin gelisah dan tak berani
Apakah diri mampu dan ditakdirkan menjumpai
Padanya Ramadhan, bulan yang suci


S’moga aku dan kamu bisa bertemu dengannya
Lalu mahsyuk dalam cinta di dalamnya
Hingga kita teguk kenikmatan ibadah lillah
Hingga kita tapaki tangga Takwa
Hingga kita semua bertemu di dalam Jannah


(Aamiin yaa mujiibassaa’iliin)
-RUANG TUNGGU, 7-8-2009-

Research #1

PENGENDALIAN HAMA TANAMAN JERUK Toxoptera aurantii MENGGUNAKAN ENTOMOPATOGEN Verticillium sp.
Etiek Dwi W. S., Jenderal Soedirman University (2009)

ABSTRACT

Toxoptera aurantii is an insect and pest that is important to control the orange plantation because not only botch the plant, but also it can be the tristeza (CTV) and (CVEV) vector, and can help Capnodium sp. stimulation, which causes the sooty mold disease which reduces the production of oranges number. An entomopatogen Verticillium sp. which is one of the biological agency can be used at pest control inwrought (PHT) toward pests from Homoptera and Hemiptera ordo. One of them is T. aurantii. an insect pest research has been done based on what was mentioned a patogensitas Verticillium sp. toward imago T. aurantii. The aim from this research is to know effectivenes of Verticillium sp. toward imago T. aurantii. This research is done according to the experimental use of a complete random plan (RAL). Treatment uses Verticillium sp. suspension with concentration of 0g/100ml (K0), 2g/100ml (K1), 4g/100ml (K2), and 6g/100ml (K3). Each treatment use sample T. aurantii as many as ten and repeats as much as 6 times. Observation was done towards the death of imago T. aurantii, that given treatment using insect patogen. The result from the observation shows that Verticillium sp. influences the death of imago T. aurantii, although the highest mortality is achieved at only 28.3%. The death of T. aurantii in treatment use Verticillium sp. with concentration 2g/100ml, 4 g/100ml and 6g/100ml successive 13.3%, 28.3% and 20%, while controle doesn't show the death existence because Verticillium sp. infection.

Keyword: Entomopatogen, Verticillium sp. ,T. aurantii

Friday, August 7, 2009

Keagungan Seorang Bapak


Sudah dimaklumi bersama bahwa seorang bapak adalah figur nahkoda bagi sebuah bahtera rumah tangga yang juga menjadi penanggung jawab utama di hadapan Alloh Subhanahu Wata’ala yaumul akhir kelak. Di tangannya-lah pendidikan keluarga akan tercetak dan akan dilabuhkan ke dermaga mana bahtera itu akhirnya. Sehingga bagaimana keadaan sebuah keluarga, cukuplah ditilik dari profil sang bapak.

Seorang bapak bertanggung jawab bagi baik tidaknya akhlak dan agama anggota keluarga, baik istri, anak-anak maupun anggota keluarga lainnya, sebagaimana firman Alloh dalam QS. At Tahrim: 6,

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu…”

Anak merupakan dambaan sekaligus amanah terbesar bagi seorang bapak khususnya. Dan setiap bapak tentunya mengharapkan kebaikan bagi anak-anaknya bahkan lebih baik dari dirinya, menjadi anak yang sholih dan berguna bagi umat. Karena itulah peranan seorang bapak adalah peranan yang mulia, yaitu bukan hanya sekedar kepala rumah tangga dan pencari nafkah tapi juga sebagai pendidik. Dan untuk menjalankan semua amanah itu, seorang bapak harus memiliki akhlak yang mulia dan agama yang lurus, yang menjadikannya sebagai figur bapak yang sholih bagi diri maupun keluarganya. Karena seorang bapak juga merupakan tokoh sentral yang menjadi panutan untuk ditiru bagi keluarga terutama anak-anaknya.

Bisa dibayangkan betapa buruknya sebuah rumah tangga jika seorang bapak jauh dari kesholihan. Bagaimana rusaknya akhlak maupun agama anggota keluarga bila bapak tidak cakap dalam mendidik, memimpin, dan juga mencari nafkah. Seorang bapak yang tidak mampu menanamkan ketaatan kepada Alloh bagi anggota keluarganya, tidak cemburu jika anggota keluarga melakukan kemaksiatan, tidak membekali mereka ilmu agama yang dapat menyelamatkan mereka di akhirat kelak, serta tidak mampu berkasih sayang terhadap anggota keluarga sesuai dengan syariat Islam…figur bapak seperti ini disebut oleh Rosululloh Shallallohu ‘Alayhi Wasallam sebagai “dayyuts”, maka takutlah akan ancaman Alloh Azza Wajalla.

Diriwayatkan oleh Abdulloh bin ‘Umar Rodhiyallohu’anhu bahwa Rosululloh Shallallohu ‘Alayhi Wasallam bersabda: “Ada tiga golongan manusia yang Alloh telah mengharamkan surga bagi mereka: pecandu khomer, orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, dan ad Dayyuts, yaitu seorang yang membiarkan terjadinya perbuatan maksiat dalam keluarganya.” (HR. Ahmad)

Mungkin bagi sebagian teman-teman ada yang berpendapat bahwa cukuplah kesholihan seorang ibu untuk dapat mem”backup” keluarganya jika seorang bapak belum sholih, dengan kekuatan cinta, keuletan dan kelembutan seorang wanita apalagi ibu..! Namun justru itu sobat, seorang ibu, bagaimanapun baik sifat asalnya, tetap saja dia adalah seorang perempuan yang lemah dan tidak bisa tetap sifatnya. Sebab dia diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok, ditambah lagi dengan kekurangan akalnya yang disifatkan oleh Rosululloh Shallallohu ‘Alayhi Wasallam dalam sabdanya:

“Sesungguhnya perempuan diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok, sehingga dia tidak bisa terus menerus lurus jalan hidupnya..” (HR. Muslim)

“…wanita yang kurang (lemah) akal dan agamanya.” (Muttafaq’alaih)
Maka seorang perempuan yang demikian keadaannya tentu sangat membutuhkan bimbingan dan pengarahan dari seorang laki-laki yang memiliki akal, kekuatan, kesabaran, dan keteguhan pendirian yang melebihi perempuan untuk meluruskan “kebengkokan” mereka.
Dan tahukah teman-teman… Bahwa kesholihan seorang bapak selain akan berpengaruh pada kesholihan anak-anaknya di dunia, juga akan memberikan manfaat kepada anak-anaknya di akhirat kelak! Alloh Subhanahu Wata’ala berfirman:

“Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.” (QS. At Thur: 21)

Maksudnya jika seorang anak kedudukannya di surga tidak mencapai derajat bapaknya, maka Alloh tinggikan derajat anak tersebut hingga sama dan bertemu bapaknya di dalam surga tanpa mengurangi sedikitpun dari pahala amalan bapak-bapak mereka (Ibnu Abbas Rodhiyallohu’anhu dalam Tafsir Ibnu Katsir).

Subhanalloh..!!

So…tunggu apa lagi??! Buat para calon bapak, yux benahi diri lagi agar menjadi bapak yang sholih dengan akhlak yang mulia dan agama yang lurus. Dan cukuplah Rosululloh Shallallohu ‘Alayhi Wasallam dan para Sahabat Rodhyallohu’anhum jami’an sebagai objek contekan untuk mempersholih diri^_^
And buat calon ibu…sama aja! Hehe.. Tetap dengan ikhtiarnya menjadi cantik dg kesholihan, coz kemungkinannya tipis kalo mo dapet calon bapak yg sholih sementara kita kagak ada sholih2nya sedikitpun. Bukankah Alloh telah berjanji dengan firmanNya:

“Wanita-wanita yang tidak baik adalah untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah buat wanita-wanita yang tidak baik (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).” (QS. An-Nur: 26)

Anak-anak kita juga berhak untuk dicarikan bapak yg sholih lhoooo^_^v


Okey, yux qt isi bulan Ramadhan kali ini dengan Gerakan Mempersholih Diri.....!!!

--yuuuk...!--


Fish are animals that most offspring

Fish was created without legs because he does not need to run. Place the fish in the water and not created for the lung fish, because the function of the lungs is to breathe. While the fish do not need it because he lives in the water. Fish created two functioned as a paddle for the boat. Body wrapped with fish scale-the scale of neatly arranged like a harness, which protect it from danger. Assisted with the fish smell a strong tool in the search for food, because of weak eyes and covered by water. In books about animals that are among the animal's mouth and ears there is a hole, it then releasing the water and breathe with the mouth, for freshness. Because the water for the animals like the sea air, land for animals. Air and water are the two seas, but a softer one from the other. Sea air in it "swim" animals - land and the sea water in it swimming sea animals. If one separates itself from the sea, then they will die. As the sea animals will packed in the air, then land animals will packed also in water. The Holliest of Alloh that the signs of His power not limited.
Fish is also the most animal breeder. Therefore you will find in the belly of a fish there are eggs that are not the amount. Wisdom of that is the other animals get food from the fish. Most of the animals feed the fish, even the tiger in the jungle. When they were not able to get food from the land animals, they find the fish in the water. When the tiger feeds the fish, birds feed the fish, man eating fish, big fish feeds the fish, then the God's wisdom is created according to the number of fish in the very many. If someone see what is in the sea, then he will impressed with the many kinds of animals, pearls, and others that the numbers can not be counted except by Alloh. People who consider that all will realize how Alloh extent kingdom and many of Alloh unknown except by Alloh own.

Sunday, August 2, 2009

Seeing is Believing

Every human has restrictiveness, especially when facing many problems in their life. There are many problems that must be faced by them and almost must be contacted with the other person. But there is not rarely that thus problems make the other conflicts. With their restrictiveness, the keys to face thus conflicts are they must have an understanding and believing to the other person.

An understanding can be acquired by spiritual connection among humans. Every humans is given a feel to understanding the other person, but that must be developed from love. So we can understand other person condition because we love and care them. The opposite, when we are nonchalant and hate someone, it is impossible to understand his condition.


The other element to face conflict is a believing. If the understanding is developed from heart, so the believing is developed from eyes. It means that a believing is found from
physic contact or interaction among humans. We will believe in someone if we had seen his loyality. We will also believe in an event if we had seen it with our eyes. It must have the evidence.


We can find those in common life of the people. In the law, someone can be a prisoner if there are witnesses and evidences. It is also in the science. A research can be get a conclusion and believed by public if it had done experiments that the results can be seen (facts), not only feeling or imaginations.


By thus, exactly a believing will complementing the solution to end conflicts. Because of our believing, there are evidences that we can see. Because what we see with our eyes is the true honesty, not as a tongue that can be lied or ears that can be turned.