Friday, October 30, 2009

Renungan Malam 24







Astaghfirulloh…


Umurku kini nambah satu! Nambah tua apa nambah dosa ya?? Smoga gak keduanya..! Of course lah smua orang ingin slalu tetap awet muda en nambah pahala. Maksudnya awet muda, secara fisik kita masih tetap bersemangat dalam berkarya, optimis dalam harap, dan selalu ceria dalam segala suasana-meskipun umur kita selalu bertambah tiap tahun… Dan nambah pahala maksudnya agar setiap aktivitas tersebut kita muarakan hanya karena Alloh Ta’ala sehingga dapat menambah keimanan & ketakwaan kita di sisiNya, seiring bertambahnya waktu.

Ngomong2 soal waktu… kalo diitung2 dari aku lahir sampe jadi gadis kaya gini (ceilee..gadis vertical apa gadis horizontal Bu?!) aku udah ngabisin waktu sebanyak 24 tahun (lebih beberapa jam-saat tulisan ini diposting) lho!! Wah, itu kalo diotak-atik pake kalkulator kira2 udah ngabisin berapa bulan, berapa hari, berapa jam,berapa detik,…dst yah? (itung ndiri lah, trauma aku ama matematika!) Dan yg wajib jadi renungan buat diri ini, sudah untuk apa sajakah waktu sebanyak itu aku isi dan manfaatkan???

Hiks..! kalo mau ngaca sih, jawabannya dikiiit banget (Astaghfirulloh…)

Terutama dalam membahagiakan dan membanggakan kedua orang tua… mungkin diri ini lebih banyak menorehkan luka daripada menaburkan bunga di dalam sanubari mereka.
Hatta untuk masyarakat…-hmmm,aku udah ngapain yah?- bahkan acara 17an aja aku gak pernah ikut..!
Apatah lagi untuk diri sendiri, dalam pendewasaan diri terutama. Haha…kalo yg ini pasti pada menyangsikannya juga Terkadang diri ini suka malu sendiri pada orang lain, yg memiliki usia lebih muda dariku. Karena gak jarang justru mereka bisa bersikap lebih dewasa dalam menghadapi masalah daripada aku. Ditambah juga melihat teman2 yg notabene “menyandang status” anak bontot! Aku lebih sering menjumpai mereka jg yg lebih dewasa daripada si sulung ini…
Aku jadi ingat kata2 seorang teman yg bunyinya kurang lebih begini, “Bertambah tua itu suatu keniscayaan, tapi menjadi dewasa adalah pilihan.” (hmm,kata sp y???) Yup, bner banget. Usia lebih tua belum tentu pola pikir lebih dewasa. Terkadang pengalaman yg berharga-lah yg membuat seseorang menjadi dewasa…en tentu saja ilmu yg dia miliki sebagai dasar dalam menentukan suatu pilihan/kebijaksanaan.
Akupun sadar…mungkin dengan ketidaksewasaan diri ini telah banyak melukai hati2 yang lembut. So, maafin aku Teman..!

Tapi ada satu lg yg paling penting.. yaitu untuk agama! Yup.. Kita, dan bahkan juga semua golongan jin, diciptakan ke dunia ini adalah untuk beribadah hanya kepadaNya. So,udah kewajiban kita seharusnya waktu yg kita habiskan kita isi untuk beribadah dan beribadah, hatta dalam perkara dunia yg bersifat mubah pun kita harus upayakan dalam rangka beribadah kepadaNya. Apalagi Alloh dengan sifatNya Yang Maha Pemurah, telah banyak banget memberikan kita nikmat2 yang tiada mampu kita hitung meski pake kalkulator super canggih sekalipun…! Subhanalloh walhamdulillah.. Paling gak kita beribadah sebagai rasa syukur kita kepadaNya.

Lalu…gimana dengan waktuku? Gimana dengan umurku?? Gimana dengan kehidupanku??? Padahal kalo mo jujur-jujuran -karena aku hanya manusia biasa-..mungkin lebih banyak terhabiskan dg maksiatnya daripada ibadahnya (Na’udzubillah mindzalik!!!)

Astaghfirulloh..Yaa Ghoffuur…

Padahal seorang ulama terkenal (hayoo,siapa yg belum kenal??) Ibnul Qoyyim Al Jauziah rohimahullohu ta’ala, menerangkan tentang hakekat umur yang sebenarnya…

"Ketahuilah bahwa maksiat dapat mengurangi umur dan pasti dapat pula mengurangi keberkahannya, sebagaimana pula amalan kebaikan dapat menambah umur. Itulah perbuatan dosa dapat mengurangi umur.
Para ulama sebenarnya berselisih pendapat dalam masalah ini. Ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan berkurangnya umur adalah hilangnya keberkahan umur. Ini memang benar dan inilah di antara dampak berbuat maksiat.
Ulama lainnya mengatakan bahwa berkurangnya umur adalah berkurangnya umur secara hakiki artinya umurnya betul-betul berkurang, sebagaimana rizki juga bisa berkurang.
Allah Ta’ala telah menjadikan berkah pada rizki karena berbagai sebab yang bisa menambah rizki tadi. Begitu pula keberkahan umur datang karena berbagai sebab yang bisa menambah keberkahan umur.
Para ulama mengatakan bahwa bertambah umur itu pasti terjadi karena sebab, begitu pula berkurangnya umur. Begitu pula rizki, ajal, kebahagiaan, kesengsaraan, sehat, sakit, kaya, miskin, walaupun itu semua terjadi dengan ketetapan Allah, tetapi pasti ketetapan Allah ini juga terjadi dengan adanya sebab.
Para ulama lain mengatakan bahwa dampak maksiat dapat menghilangkan keberkahan umur karena hakekat kehidupan adalah hidupnya hati. Oleh karena itu, Allah Ta’ala menyebut orang kafir dengan sebutan mayit karena memang mereka adalah orang yang mati hatinya (QS. An Nahl: 21)
Jadi ingatlah bahwa kehidupan yang hakiki adalah kehidupan hati. Dan ingatlah bahwa umur manusia adalah lama hidupnya. Namun, umur yang hakiki adalah waktu yang dia digunakan dalam ketaatan kepada Allah.
Waktu yang digunakan dalam ketaatan inilah umur sebenarnya. Oleh karena itu, kebaikan dan ketaatan akan menambah umurnya yang sebenarnya dan selain itu tidaklah menambah umurnya.

Oleh karena itu, jika seorang hamba berpaling dari Allah dan gemar melakukan maksiat, maka dia berarti telah menyia-nyiakan hakikat umur yang sebenarnya.

Jadi, umur seseorang adalah lama kehidupannyaDan tidak ada kehidupan yang hakiki kecuali dengan mentaati Allah, nikmat dalam mencintai dan berdzikir pada-Nya, dan selalu mengutamakan untuk mencari ridho-Nya"

Subhanalloh…

Akupun merenung tentang hisab (baca: perhitungan) antara ibadah & maksiat yang mewarnai hidupku selama 24 tahun!

Apakah umurku selama ini berkah atau….??

Atau jangan-jangan setiap tahun yang kulalui bukanlah bertambahnya umurku tapi justru berkurang…. (wal’iyadzubillah)

Dan akupun bingung…

Kenapa banyak orang yg berbahagia di hari “ulang tahun”nya? Kenapa mereka justru merayakannya dengan pesta pora? Kenapa senang dg banyak yang mengucapkan selamat? Kenapa…? Kenapa…? Kenapa…?


"Demi masa… Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang2 yg beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran." (QS. Al Ashr:1-3)

Allohua’lam bis showab


Ar Roudloh, @Kamar yang ‘kan ku kenang..

28 Oktober 2009


Saturday, October 17, 2009

Tumbuhan Pemangsa Serangga..???


Selama ini kita sering mendengar hewan pemangsa, entah itu memangsa hewan lain ataupun bahkan memangsa manusia. Kita pun biasa mendengar istilah hewan pemakan tumbuhan. Tapi kalo tumbuhan pemakan atau pemangsa hewan…? Hmmm..masak siy bisa? Agak aneh ya?! Atau mungkin sebagian dari kita memang sudah ada yang mngenalnya. Yuks kita kupas lebih dalam tentang tumbuhan unik ini..

Tumbuhan yang satu ini disebut Venus. Nama latinnya adalah Dionaea muscipula. Ia merupakan tumbuhan pemangsa yang mengagumkan. Ia tak hanya memang serangga, ia akan memangsa siapa saja yang singgah ke kelopaknya, entah itu katak, kadal, atau cicak.

Tumbuhan ini mendapatkan mangsa dengan cara sebagai berikut. Seekor lalat yang sedang mencari makan tiba-tiba menemukan tumbuhan yang sangat memikat, yaitu Venus ini. Mengapa memikat? Tumbuhan ini bentuknya mirip sepasang tangan yang sedang memegang mangkuk. Yang membuatnya menarik bagi lalat adalah warnanya yang merah menyala dan baunya yang harum yang berasal dari kelenjar di sekitar kelopak. Lalat terpikat oleh bau harum ini dan mendarat di sekitar kelopak tanpa ragu. Ketika bergerak mencari makanan, tanpa sengaja lalat menyentuh bulu-bulu kelopak yang tampaknya tidak berbahaya. Beberapa saat kemudian, kelopak menutup dengan cepat. Lalat terjepit kuat diantara dua kelopak tersebut. Venus mulai mengeluarkan cairan pelarut daging sampai bentuk lalat berubah menjadi semacam gel. Gel ini kemudian diserap oleh Venus.

Hmm… glek!!! Ngeri juga yah..?!

Venus menangkap lalat dengan kecepatan tinggi. Coba kamu tangkap seekor lalat. Kemungkinan besar kamu gagal menangkapnya. Namun tumbuhan tanpa tulang dan otot ini mampu bergerak cepat. Subhanalloh…


Hasil penelitian menunjukkan adanya sistem listrik pada Venus. Gesekan serangga pada bulu kelopak diteruskan kepada reseptor yang terletak di bawah bulu. Bila gesekan mekanis ini cukup kuat, reseptor akan mengirimkan sinyal listrik ke seluruh permukaan kelopak. Sinyal ini diteruskan ke sel-sel penggerak agar kelopak menutup tiba-tiba. Tertangkaplah si lalat malang.

Selain system stimulus, Alloh Subhanahu Wata’ala juga menciptakan system mekanisme menutup kelopak dengan sempurna. Begitu sel-sel dalam Venus menerima stimulus listrik, terjadi perubahan konsentrasi air di dalam sel. Sel-sel kelopak mengeluarkan air dari tubuh mereka. Sebaliknya, sel-sel di luar kelopak menyerap kelebihan air dan kemudian mengembang. Proses menutupnya kelopak ini sama dengan saat manusia menggerakkan tangannya: satu otot berkontraksi, satu otot mengendur.

Lalat yang terjebak dalam kelopak sebenarnya menyentuh bulu-bulu kelopak berkali-kali. Ini menyebabkan sinyal listrik dilepaskan kembali sehingga kelopak menutup lebih rapat. Sementara itu, kelenjar pencernaan pada kelopak pun diaktifkan. Akibat stimulus ini, kelenjar-kelenjar itu membunuh dan melarutkan tubuh lalat perlahan-lahan.


Untuk menutup kelopak, bulu-bulu harus disentuh dua kali berturut-turut. Sentuhan pertama membangkitkan muatan listrik statis, namun tidak membuat kelopak menutup. Kelopak hanya menutup pada sentuhan kedua setelah muatan listrik statis mencapai batas tertentu dan dilepaskan. Dengan mekanisme ganda ini, kelopak tidak akan menutup tanpa kehadiran mangsa. Misal, kelopak tidak akan menutup saat terkena setetes air hujan.


Jika kita mau memikirkan, tumbuhan ini tentu tidak berpikir untuk melakukan semua mekanisme cari makan di atas. Alloh Subhanahu Wata’ala-lah yang Mahabesar untuk menciptakan mekanisme sistem yang mengagumkan ini. Subhanalloh!

Sumber: Majalah Elfata


Wednesday, October 7, 2009