Thursday, January 7, 2010

Tanda Suci Haidh


Tanda-tanda suci dari haidh bagi wanita adalah sebagai berikut :

Yang pertama : lendir/ cairan putih (الْقَصَّةَ الْبَيْضَاءَ)

Hal ini berdasarkan atas atsar Aisyah dari Ummu Alqomah yang diriwayatkan oleh Malik dalam al-Muwatho’ secara mausul, sebagai berikut :

كَانَ النِّسَاءُ يَبْعَثْنَ إِلَى عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ بِالدِّرَجَةِ فِيهَا الْكُرْسُفُ فِيهِ الصُّفْرَةُ مِنْ دَمِ الْحَيْضَةِ يَسْأَلْنَهَا عَنْ الصَّلَاةِ فَتَقُولُ لَهُنَّ لَا تَعْجَلْنَ حَتَّى تَرَيْنَ الْقَصَّةَ الْبَيْضَاءَ تُرِيدُ بِذَلِكَ الطُّهْرَ مِنْ الْحَيْضَةِ

“Ada sekelompok wanita menunjukkan kepada Aisyah Ummul Mukminin sehelai kain didalamnya kapas yang terdapat sufroh dari darah haidh. Mereka bertanya kepada Aisyah tentang sholat maka Aisyah menjawab : “ Janganlah kalian terburu-buru (menganggap telah suci), sampai kalian melihat lendir putih, itu adalah tanda suci dari haidh“.

Yang meriwayatkan atsar ini dari Ummu Alqomah adalah Alqomah dan Bukair bin Asad. Dalam periwayatan atsar tersebut tidak disebutkan adanya jarh (cacian/ komentar) terhadap perowi dan tidak pula terdapat ta’dil (rekomendasi) terhadap keadilannya seorang perowi.

Al-Hafidz Ibnu Hajar dalan kitab At-Taqrib berkata : “ Dia (Ummu Alqomah) adalah maqbul, tetapi dialah yang meriwayatkan kisah tersebut. Oleh karena itu kisah tersebut diterima, lagipula para ulama berhujjah dengannya.

Yang kedua : Pengeringan pada vagina (الجفوف)

Wanita yang tidak biasa keluar lendir putih sebagai tanda sucinya, maka tanda sucinya adalah apabila ia mencolekkan kapas putih pada vaginanya, kapas tersebut tidak berubah warnanya (yaitu tetap putih tidak tercampuri darah maupun sufroh dan kudroh).

Berkata Syeikh Ibnu Utsaimin :

علامةُ الطُّهر معروفةٌ عند النِّساء، وهو سائلٌ أبيضُ يخرج إِذا توقَّفَ الحيضُ، وبعض النِّساء لا يكون عندها هذا السَّائل، فتبقى إِلى الحيضة الثَّانية دون أن ترى هذا السَّائل، فعلامةُ طُهْرِها أنَّها إِذا احتشت بقطنة بيضاء، أي: أدخلتْهَا محلَّ الحيض ثم أخرجَتْهَا ولم تتغيَّرْ، فهو علامةُ طهرها

“ Tanda tanda suci sudah ma’ruf (diketahui) di kalangan para wanita, yaitu berupa cairan putih yang keluar ketika haid berhenti. Dan sebagian wanita tidak mempunyai tanda-tanda cairan putih tersebut. Dengan demikian antara haid pertama dengan haid yang kedua, dia tidak melihat adanya cairan putih. Oleh karena itu tanda sucinya dia adalah apabia ia mencolekkan kapas putih pada vaginanya, kapas tersebut tidak berubah warnanya (yaitu tetap putih tidak tercampuri darah maupun shufroh dan kudroh), maka inilah tanda sucinya dia”. [dalam kitab asy-Syarhu Mumti' 433]

Imam Malik berkata : “Apabila seorang wanita yang kebiasaan sucinya keluar lendir putih maka ia tidak bisa dihukumi suci kecuali keluar lendir putih tersebut. Apabila ia tidak biasa keluar lendir tersebut maka tanda sucinya adalah terjadi pengeringan pada vagina, yaitu dengan cara mencolek secarik kain atau tisu pada vagina [dalam kitab al-Mudawwamah I/55]

***

Referensi : Terjemah Kitab adz-Dzakhiirotun Nafiisah Fii Ahkamil Ibaadaat Jilid 1, yang ditulis oleh al-Ustadz Abul Harits Kholiiful Hadi hafidzohulloh, dengan beberapa perubahan susunan paragraf untuk mempermudah memahami.

Sumber: http://ummushilah.0fees.net/wordpress/?p=1062

Tips Menghindari Bau Apek pada Baju



Aktivitas atau kegiatan yang banyak kadang membuat kita gak perhatian dengan lingkungan kita sendiri, bahkan pada pakaian yang selalu melekat pada diri kita. Bersih atau kotor, gak peduli diletakkan dimana, kadang malah ditumpuk jadi satu di sudut kamar atau bahkan di dalam lemari. Padahal hal itu bias membuat pakaian kita berjamur karena udara lembab dan pengab.

Udara segar sangat baik untuk pakaian kita, karena pakaian juga perlu bernafas seperti kita lho. Maksudnya pakaian juga butuh udara yang segar dan selalu berganti agar kondisinya bagus dan gak bau apek. Duz, gimana donk caranya? Nah coba aja nih tips berikut: (^^)

  • Hindari mencampur/menumpuk pakaian yang masih agak basah dengan yang sudah kering benar setelah mengangkatnya dari jemuran
  • Pakaian yang belum kering benar jangan langsung disetrika karena dapat menimbulkan bau yang gak enak dan kalau disimpan di lemari akan menyebabkan bau apek. Sebaiknya pakaian tersebut kita jemur lagi esoknya atau dikeringanginkan pada suhu kamar dalam semalam.
  • So sebelum kita menyimpan pakaian tersebut ke dalam lemari, pastikan dalam keadaan bersih dan benar-benar kering..!
  • Berikan ruang bernafas bagi koleksi pakaian kita. Jika akan menyimpannya dalam waktu yang lama, masukkan saja dalam kardus atau plastic yang telah diberi lubang agar pakaian kita bias bernafas. By the way, lemari yang paling baik bagi pakaian adalah yang terbuat dari kayu lho. Selain pakaian kita bias disimpan lebih rapi, kita juga gak perlu menyiapkan lubang khusus untuk bernafas.
  • Perhatikan suhu ruangan tempat menyimpan pakaian. Jangan menyimpan kardus berisi pakaian di ruangan yang sangat lembab karena kondisi tersebut juga bias menyebabkan pakaian kita jadi apek.
  • Tahukah kamu..? kalo noda makanan atau keringat dari baju yang tersimpan di lemari bias menimbulkan ngengat yang menyebabkan pakaian kita berlubang…. So periksa ulang lemari kita n keluarkan pakaian kotor atau lembab karena keringat dari sana lalu bersihkan..!
  • Terakhir, jangan lupa beri kamper pada lemari pakaian kita agar aroma lemari kita menjadi segar dan ngengat jadi ngaciiiir…

Nah..sekarang selamat mencoba dan menikmati pakaian yang selalu bersih dan segar. Walaupun kegiatan kita bejibun, pakaian gak akan bau apek n aktivitas kita jadi bertambah semangat….!
Bukankah muslim yang baik yang selalu bersemangat dan berpenampilan menyegarkan?? ^^

Referensi: Majalah Elfata Edisi 6 Volume 06 Th.2006 dan detik.com

Antara Hati dan Lisan



Suatu hari aku berselisih dengan salah seorang yang kucintai. Kami ribut mengenai hal sepele sebenarnya, tapi dari yang sepele itu ternyata meninggalkan luka yang lumayan dalam di hati masing-masing. Kalo dipikir-pikir, kejadian itu jika diambil hikmahnya adalah karena kurangnya akhlak yang baik dalam bertutur kata dan saling menasehati serta kewara’an (kehati-hatian) dalam menjaga kehormatan saudaranya yang lain. Hal ini juga baru kusadari ketika setelah kejadian itu kutemukan (gak sengaja mbaca) artikel pada sebuah majalah yang isinya sangat menyentuh hati dan menyadarkan diri ini yang masih sangat faqir akan ilmu… Semoga artikel yang lalu aku tuliskan ini juga dapat bermanfaat buat kalian semua. Amin.

Salah Kata Salah Cinta

Biasakanlah diam, karena dapat memberimu kebeningan cinta, dan menjagamu dari akibat yang jelek, memakaikan pakaian kewibawaan padamu, dan mencukupkan bagimu bahan untuk beralasan,” kata ahli balaghah.

Rasa cinta tak kan tumbuh dengan indah tanpa dipelihara. Menjaga kata-kata yang tepat, santun, dan tak menyakitkan hati. Cinta akan terpelihara, rasa simpati akan terus tertanam dalam dada dan kebencian akan sirna. Menjaga kata-kata tentu hal yang layak untuk dilakukan, terlebih syariat Islam yang mulia mengajarkan kita untuk selalu berhati-hati dalam berkata. Rosululloh Shollallohu ‘Alayhi Wasallam pernah bersabda,

“Sesungguhnya seorang hamba berkata-kata dengan sebuah perkataan yang diridhai Alloh tanpa ia sadari Alloh mengangkat derajatnya karena kata-katanya itu. Dan sesungguhnya seorang hamba berkata-kata dengan sebuah kata yang dimurkai Alloh tanpa ia sadari Alloh memasukkannya ke neraka Jahannam karena kata-kata tersebut.” (HR. Bukhori)

Para ulama salaf adalah teladan indah dalam berkata-kata. Tentu saja, mereka semua melakukannya dalam rangka mencontoh Nabi Muhammad Shollallohu ‘Alayhi Wasallam, misalnya seorang ulama yang bernama ar Rabi’ bin Khutsaim. Kawan karibnya mengisahkan tentangnya, “Selama 20 tahun aku menemani Ar Rabi’ bin Khutsaim, aku tidak pernah mendengar ia berkata-kata yang aib.” Sebuah prestasi luar biasa dalam mengendalikan lidah.

Az Zamakhsyari bilang, “Sebaik-baik lidah adalah yang terpelihara dan sebaik-baik perkataan adalah yang tertimbang, maka berkatalah jika engkau ingin berkata dengan lebih baik daripada diam, dan hiasilah perkataanmu dengan kewibawaan dengan cara yang baik.”

Sebagian ahli hikmah menasehatkan, “Ikatlah lidahmu kecuali untuk suatu kebenaran yang ingin kau jelaskan atau kebatilan yang ingin kau tolak atau kenikmatan yang ingin kau sebutkan.”

Kata yang tidak tertimbang dengan baik, tak hanya mengakibatkan hati orang yang dicinta sakit, bahkan bias memudarkan perasaan cinta itu sendiri. Perkataan yang tak terkontrol hanya berakibat kesengsaraan. Di sisi yang lain, seorang yang dicinta bukanlah pribadi yang sempurna.

Ia hanyalah manusia biasa yang tak luput dari salah dan lupa. Oleh karena itu, sikapilah kesalahannya dengan benar. Memaafkan adalah perbuatan yang terpuji dan mengundang bertambahnya rasa cinta. Lihatlah sikap para ulama dalam menyikapi kesalahan teman-teman mereka.

Ibnu Atsir bercerita tentang pribadi Sholahuddin Al Ayubi, “Beliau itu rahimahulloh lemah lembut, berakhlak baik, rendah hati, sabar dalam menghadapi apa yang tidak ia sukai, banyak melupakan kesalahan teman-temannya, mendengar dari salah satu dari mereka apa yang tidak ia suka dan tidak ia ketahui, tapi air mukanya tidak berubah sama sekali.”

Jika memaafkan dan pura-pura tidak tahu termasuk sikap terpuji, maka orang yang layak untuk dimaafkan kesalahannya adalah orang-orang yang kita kenal dengan kasih sayang. Jika kita menegur teman-teman dengan kasar pada setiap kesalahan yang muncul dari mereka, maka kita akan kehilangan semua teman kita. Dan tidak tersisa satu orang pun yang lepas dari celaan kita di muka bumi kecuali diri kita sendiri.

Tidak layak mengumbar kesalahan teman atau saudara tercinta, karena hal tersebut adalah bentuk kebodohan. Disebutkan dalam Uyunul Akhbar, “Orang yang lebih berani mengumbar aib orang ketika mereka jauh darinya adalah orang yang memiliki aib itu sendiri.”

Imam Syafi’I juga mengatakan, “Seseorang meskipun berakal dan wara’, tapi kewara’annya menyibukkannya untuk mengumbar aib orang lain maka ia layaknya orang sakit tapi ia sibuk mengurusi sakitnya orang banyak.”

Al Muhallab berpesan, “Sebaik-baik majelis adalah yang memiliki visi jauh ke depan dan banyak faedahnya.”

Menjaga kata dan memaafkan kesalahan adalah resep mujarab penumbuh rasa cinta. Buktikan saja!

Elfata Edisi 06 Volume 08 Th 2008


Semoga kita dapat menjaga lisan dan hati kita dalam menyampaikan nasehat, mengikuti teladan Rosululloh Shallallohu 'Alayhi Wasallam dan pengikutnya yang istiqomah hingga akhir hayat. Amin.