Saturday, August 8, 2009

(Marhaban...)


Ode Penantian
***
Bening asa menyemburat dari relung qolbu
Sebening embun pagi yang bertahta di hijau daun
Itulah asa seorang mukmin yang sedang mabuk rindu
Akan datangnya kekasih yang slalu ditunggu
Yaitu rindu yang jika t’lah bertemu ‘kan menjadi candu

Hari demi hari hingga terlalui bulan demi bulan
Dosa demi dosa terpungut dari kecil hingga besar
Hati yang terliput gelisah dan gundah gulana
Kian lelah meski bibir s’lalu basah akan istighfar
Namun bening asa masih setia bertahan

Kekasih yang dinanti semakin merangkak di sisi
T’lah dia tunjukkan aroma mewangi
Hati pun semakin gelisah dan tak berani
Apakah diri mampu dan ditakdirkan menjumpai
Padanya Ramadhan, bulan yang suci


S’moga aku dan kamu bisa bertemu dengannya
Lalu mahsyuk dalam cinta di dalamnya
Hingga kita teguk kenikmatan ibadah lillah
Hingga kita tapaki tangga Takwa
Hingga kita semua bertemu di dalam Jannah


(Aamiin yaa mujiibassaa’iliin)
-RUANG TUNGGU, 7-8-2009-

Research #1

PENGENDALIAN HAMA TANAMAN JERUK Toxoptera aurantii MENGGUNAKAN ENTOMOPATOGEN Verticillium sp.
Etiek Dwi W. S., Jenderal Soedirman University (2009)

ABSTRACT

Toxoptera aurantii is an insect and pest that is important to control the orange plantation because not only botch the plant, but also it can be the tristeza (CTV) and (CVEV) vector, and can help Capnodium sp. stimulation, which causes the sooty mold disease which reduces the production of oranges number. An entomopatogen Verticillium sp. which is one of the biological agency can be used at pest control inwrought (PHT) toward pests from Homoptera and Hemiptera ordo. One of them is T. aurantii. an insect pest research has been done based on what was mentioned a patogensitas Verticillium sp. toward imago T. aurantii. The aim from this research is to know effectivenes of Verticillium sp. toward imago T. aurantii. This research is done according to the experimental use of a complete random plan (RAL). Treatment uses Verticillium sp. suspension with concentration of 0g/100ml (K0), 2g/100ml (K1), 4g/100ml (K2), and 6g/100ml (K3). Each treatment use sample T. aurantii as many as ten and repeats as much as 6 times. Observation was done towards the death of imago T. aurantii, that given treatment using insect patogen. The result from the observation shows that Verticillium sp. influences the death of imago T. aurantii, although the highest mortality is achieved at only 28.3%. The death of T. aurantii in treatment use Verticillium sp. with concentration 2g/100ml, 4 g/100ml and 6g/100ml successive 13.3%, 28.3% and 20%, while controle doesn't show the death existence because Verticillium sp. infection.

Keyword: Entomopatogen, Verticillium sp. ,T. aurantii

Friday, August 7, 2009

Keagungan Seorang Bapak


Sudah dimaklumi bersama bahwa seorang bapak adalah figur nahkoda bagi sebuah bahtera rumah tangga yang juga menjadi penanggung jawab utama di hadapan Alloh Subhanahu Wata’ala yaumul akhir kelak. Di tangannya-lah pendidikan keluarga akan tercetak dan akan dilabuhkan ke dermaga mana bahtera itu akhirnya. Sehingga bagaimana keadaan sebuah keluarga, cukuplah ditilik dari profil sang bapak.

Seorang bapak bertanggung jawab bagi baik tidaknya akhlak dan agama anggota keluarga, baik istri, anak-anak maupun anggota keluarga lainnya, sebagaimana firman Alloh dalam QS. At Tahrim: 6,

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu…”

Anak merupakan dambaan sekaligus amanah terbesar bagi seorang bapak khususnya. Dan setiap bapak tentunya mengharapkan kebaikan bagi anak-anaknya bahkan lebih baik dari dirinya, menjadi anak yang sholih dan berguna bagi umat. Karena itulah peranan seorang bapak adalah peranan yang mulia, yaitu bukan hanya sekedar kepala rumah tangga dan pencari nafkah tapi juga sebagai pendidik. Dan untuk menjalankan semua amanah itu, seorang bapak harus memiliki akhlak yang mulia dan agama yang lurus, yang menjadikannya sebagai figur bapak yang sholih bagi diri maupun keluarganya. Karena seorang bapak juga merupakan tokoh sentral yang menjadi panutan untuk ditiru bagi keluarga terutama anak-anaknya.

Bisa dibayangkan betapa buruknya sebuah rumah tangga jika seorang bapak jauh dari kesholihan. Bagaimana rusaknya akhlak maupun agama anggota keluarga bila bapak tidak cakap dalam mendidik, memimpin, dan juga mencari nafkah. Seorang bapak yang tidak mampu menanamkan ketaatan kepada Alloh bagi anggota keluarganya, tidak cemburu jika anggota keluarga melakukan kemaksiatan, tidak membekali mereka ilmu agama yang dapat menyelamatkan mereka di akhirat kelak, serta tidak mampu berkasih sayang terhadap anggota keluarga sesuai dengan syariat Islam…figur bapak seperti ini disebut oleh Rosululloh Shallallohu ‘Alayhi Wasallam sebagai “dayyuts”, maka takutlah akan ancaman Alloh Azza Wajalla.

Diriwayatkan oleh Abdulloh bin ‘Umar Rodhiyallohu’anhu bahwa Rosululloh Shallallohu ‘Alayhi Wasallam bersabda: “Ada tiga golongan manusia yang Alloh telah mengharamkan surga bagi mereka: pecandu khomer, orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, dan ad Dayyuts, yaitu seorang yang membiarkan terjadinya perbuatan maksiat dalam keluarganya.” (HR. Ahmad)

Mungkin bagi sebagian teman-teman ada yang berpendapat bahwa cukuplah kesholihan seorang ibu untuk dapat mem”backup” keluarganya jika seorang bapak belum sholih, dengan kekuatan cinta, keuletan dan kelembutan seorang wanita apalagi ibu..! Namun justru itu sobat, seorang ibu, bagaimanapun baik sifat asalnya, tetap saja dia adalah seorang perempuan yang lemah dan tidak bisa tetap sifatnya. Sebab dia diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok, ditambah lagi dengan kekurangan akalnya yang disifatkan oleh Rosululloh Shallallohu ‘Alayhi Wasallam dalam sabdanya:

“Sesungguhnya perempuan diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok, sehingga dia tidak bisa terus menerus lurus jalan hidupnya..” (HR. Muslim)

“…wanita yang kurang (lemah) akal dan agamanya.” (Muttafaq’alaih)
Maka seorang perempuan yang demikian keadaannya tentu sangat membutuhkan bimbingan dan pengarahan dari seorang laki-laki yang memiliki akal, kekuatan, kesabaran, dan keteguhan pendirian yang melebihi perempuan untuk meluruskan “kebengkokan” mereka.
Dan tahukah teman-teman… Bahwa kesholihan seorang bapak selain akan berpengaruh pada kesholihan anak-anaknya di dunia, juga akan memberikan manfaat kepada anak-anaknya di akhirat kelak! Alloh Subhanahu Wata’ala berfirman:

“Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.” (QS. At Thur: 21)

Maksudnya jika seorang anak kedudukannya di surga tidak mencapai derajat bapaknya, maka Alloh tinggikan derajat anak tersebut hingga sama dan bertemu bapaknya di dalam surga tanpa mengurangi sedikitpun dari pahala amalan bapak-bapak mereka (Ibnu Abbas Rodhiyallohu’anhu dalam Tafsir Ibnu Katsir).

Subhanalloh..!!

So…tunggu apa lagi??! Buat para calon bapak, yux benahi diri lagi agar menjadi bapak yang sholih dengan akhlak yang mulia dan agama yang lurus. Dan cukuplah Rosululloh Shallallohu ‘Alayhi Wasallam dan para Sahabat Rodhyallohu’anhum jami’an sebagai objek contekan untuk mempersholih diri^_^
And buat calon ibu…sama aja! Hehe.. Tetap dengan ikhtiarnya menjadi cantik dg kesholihan, coz kemungkinannya tipis kalo mo dapet calon bapak yg sholih sementara kita kagak ada sholih2nya sedikitpun. Bukankah Alloh telah berjanji dengan firmanNya:

“Wanita-wanita yang tidak baik adalah untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah buat wanita-wanita yang tidak baik (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).” (QS. An-Nur: 26)

Anak-anak kita juga berhak untuk dicarikan bapak yg sholih lhoooo^_^v


Okey, yux qt isi bulan Ramadhan kali ini dengan Gerakan Mempersholih Diri.....!!!

--yuuuk...!--


Fish are animals that most offspring

Fish was created without legs because he does not need to run. Place the fish in the water and not created for the lung fish, because the function of the lungs is to breathe. While the fish do not need it because he lives in the water. Fish created two functioned as a paddle for the boat. Body wrapped with fish scale-the scale of neatly arranged like a harness, which protect it from danger. Assisted with the fish smell a strong tool in the search for food, because of weak eyes and covered by water. In books about animals that are among the animal's mouth and ears there is a hole, it then releasing the water and breathe with the mouth, for freshness. Because the water for the animals like the sea air, land for animals. Air and water are the two seas, but a softer one from the other. Sea air in it "swim" animals - land and the sea water in it swimming sea animals. If one separates itself from the sea, then they will die. As the sea animals will packed in the air, then land animals will packed also in water. The Holliest of Alloh that the signs of His power not limited.
Fish is also the most animal breeder. Therefore you will find in the belly of a fish there are eggs that are not the amount. Wisdom of that is the other animals get food from the fish. Most of the animals feed the fish, even the tiger in the jungle. When they were not able to get food from the land animals, they find the fish in the water. When the tiger feeds the fish, birds feed the fish, man eating fish, big fish feeds the fish, then the God's wisdom is created according to the number of fish in the very many. If someone see what is in the sea, then he will impressed with the many kinds of animals, pearls, and others that the numbers can not be counted except by Alloh. People who consider that all will realize how Alloh extent kingdom and many of Alloh unknown except by Alloh own.

Sunday, August 2, 2009

Seeing is Believing

Every human has restrictiveness, especially when facing many problems in their life. There are many problems that must be faced by them and almost must be contacted with the other person. But there is not rarely that thus problems make the other conflicts. With their restrictiveness, the keys to face thus conflicts are they must have an understanding and believing to the other person.

An understanding can be acquired by spiritual connection among humans. Every humans is given a feel to understanding the other person, but that must be developed from love. So we can understand other person condition because we love and care them. The opposite, when we are nonchalant and hate someone, it is impossible to understand his condition.


The other element to face conflict is a believing. If the understanding is developed from heart, so the believing is developed from eyes. It means that a believing is found from
physic contact or interaction among humans. We will believe in someone if we had seen his loyality. We will also believe in an event if we had seen it with our eyes. It must have the evidence.


We can find those in common life of the people. In the law, someone can be a prisoner if there are witnesses and evidences. It is also in the science. A research can be get a conclusion and believed by public if it had done experiments that the results can be seen (facts), not only feeling or imaginations.


By thus, exactly a believing will complementing the solution to end conflicts. Because of our believing, there are evidences that we can see. Because what we see with our eyes is the true honesty, not as a tongue that can be lied or ears that can be turned.

Saturday, August 1, 2009

Hikmah Larangan Bernafas Ketika Minum


Dari Tsumamah bin Abdullah, "Dahulu Anas bin Malik radhiyallahu ta'alaa anhu pernah bernafas di dalam bejana dua kali atau tiga kali, dan dia mengira Nabi sallallahu alaihi wa sallam pernah melakukan hal itu (HR. Bukhari, No. 5631)

Dari Abu Qatadah dan bapaknya, Rasulullah bersabda, "Apabila salah seorang diantara kalian minum, maka janganlah ia bernafas di bejana (gelas), dan jika salah seorang dari kalian kencing maka janganlah ia memegang dzakar (kemaluannya) dengan tangan kanannya, jika membersihkan maka jangan membersihkan dengan tangan kanannya (HR. Bukhari 5630)


Sebagian ulama mengatakan, "Larangan bernafas di dalam bejana ketika minum sama seperti larangan ketika makan dan minum, sebab hal itu bisa menyebabkan keluarnya ludah sehingga bisa mempengaruhi kebersihan air minum tersebut. Dan keadaan ini apabila dia makan dan minum dengan orang lain. Adapun bila ia makan sendirian atau bersama keluarganya atau dengan orang yang tidak terganggu dengan caramu tersebut, maka hal itu tidak mengapa." Aku ( Imam Ibn Hajar Al-Asqalani) berkata, "Dan yang lebih bagus adalah memberlakukan larangan hadits Nabi tersebut, sebab larangan itu bukan untuk menghormati orang yang layak dihormati ataupun untuk mendapat penghargaan dari orang lain.... Berkata Imam Al-Qurthubi, "Makna larangan itu adalah agar bejana dan air tersebut tidak tercemar dengan air ludah atau pun bau yang tidak sedap". Fat-hul Bari, 10/94.


Demikianlah penjelasan para ulama kita. Para pakar kontemporer pun telah berusaha mengorek hikmah atas larangan tersebut. Mereka mengatakan, "Ini adalah petunjuk yang indah yang diajarkan oleh Nabi kita Muhammad sallallahu alaihi wa sallam dalam menyempurnakan akhlaq. Dan apabila makan atau minum kemudian terpercik ludah keluar dari mulut kita, maka hal itu merupakan kekurangnya sopan santun kita, dan sebab munculnya sikap meremehkan, atau penghinaan. Dan Rasulullah adalah adalah penghulunya seluruh orang-orang yang santun dan pemimpinnya seluruh para pendidik.


Bernafas adalah aktivitas menghirup dan mengeluarkan udara; menghirup udara yang bersih lagi penuh dengan oksigen ke dalam paru-paru sehingga tubuh bisa beraktivitas sebagaimana mestinya; dan menghembuskan nafas adalah udara keluar dari paru-paru yang penuh dengan gas karbon dan sedikit oksigen, serta sebagian sisa-sisa tubuh yang beterbangan di dalam tubuh dan keluar melalui kedua paru-paru dalam bentuk gas. Gas-gas ini dalam persentase yang besar ketika angin dihembuskan, padanya terdapat sejumlah penyakit, seperti pada toksin air kencing ... Maka udara yang dihembuskan mengandung sisa-sisa tubuh yang berbentuk gas dengan sedikit oksigen. Dari hal ini kita mengetahui hikmah yang agung dari larangan Rasulullah; yaitu agar kita tidak bernafas ketika makan atau minum; akan tetapi yang dibenarkan adalah minum sebentar lalu diputus dengan bernafas di luar bejana, lalu minum kembali.


Rasulullah memberikan wejangan tentang awal yang bagus dalam perintahnya tentang memutus minum dengan bernafas sebentar-sebentar. Sebagimana sudah kita ketahui, bahwa seorang yang minum 1 gelas dalam satu kali minuman akan memaksa dirinya untuk menutup/menahan nafasnya hingga ia selesai minum. Yang demikian karena jalur yang dilalui oleh air dan makanan dan jalan yang dilalui oleh udara akan saling bertabrakan, sehingga tidak mungkin seseorang akan bisa makan atau minum sambil bernafas secara bersama-sama. Sehingga tidak bisa tidak, ia harus memutus salah satu dari keduanya. Dan ketika seseorang menutup/menahan nafasnya dalam waktu lama, maka udara di dalam paru-paru akan terblokir, maka ia akan menekan kedua dinding paru-paru, maka membesar dan berkuranglah kelenturannya setahap demi setahap. Dan gejala ini tidak akan terlihat dalam waktu yang singkat. Akan tetapi apabila seseorang membiasakan diri melakukan ini (minum dengan menghabiskan air dalam satu kali tenggakan) maka ia akan banyak sekali meminum air, seperti unta, dimana paru-parunya selalu terbuka.... Maka paru-paru akan menyempitkan nafasnya manakala ia sedikit minum air, maka kedua bibirnya kelu dan kaku, dan demikian juga dengan kukunya. Kemudian, kedua paru-parunya menekan jantung sehingga mengalami dis-fungsi jantung (gagal jantung), kemudian membalik ke hati, maka hati menjadi membesar (membengkak), kemudian sekujur tubuh akan menggembur. Dan Demikianlah keadaannya, sebab kedua paru-paru yang terbuka merupakan penyakit yang berbahaya, sampai para dokter pun menganggapnyaebih berbahaya daripada kanker tenggorokan.


Dan Nabi Shallallahu alaihi wassallam tidak menginginkan seorangpun dari ummatnya sampai menderita penyakit ini. Oleh karena itu, beliau menasihati ummatnya agar meminum air seteguk demi seteguk (antara dua tegukan dijeda dengan nafas), dan meminum air 1 gelas dengan 3 kali tegukan, sebab hal ini lebih memuaskan rasa dahaga dan lebih menyehatkan tubuh


Lihat Al-Haqa'iq Al-Thabiyyah fii Al-Islam, secara ringkas
Sumber: Al-Arba'in Al-Ilmiah, Abdul Hamid Mahmud Thahmaaz