Monday, March 30, 2009

PONARI SWEAT..??!!

Seorang teman bercerita tentang suasana perkuliahannya pada suatu hari. Di dalam ruang kelas tersebut didominasi para bapak & ibu yang sudah berusia dan mapan. Secara itu adalah kelas ekstensi dan setiap kuliah para “mahasiswa”nya selalu membawa bekal yang “wah”.

Nah, suatu hari beberapa diantara mereka saling menunjukkan bekal masing-masing, terutama pada minumannya… ada yang membawa the, sirup, susu, dll yang lumayan menggiurkan. Seorang mahasiswa yang hanya membawa air putih gak mau kalah. Dia gak minder, dengan bangganya dia memamerkan ke teman-temannya dengan berujar “Ponari sweat…!! Brrr…” (sambil bergaya minum air putih tersebut). Kontan penghuni kelas pada tertawa.


Hemm… Mendengar gurauan tersebut tidaklah kita teringat pada merk suatu minuman kaleng yang cukup familiar di telinga masyarakat. Tapi ingatan kita lebih tertarik pada nama seorang bocah yang dijadikan icon gurauan tersebut, dan konon dijuluki “dukun cilik” dari sebuah desa di pulau Jawa.


Dukun cilik…??? Yup, fenomena unik bagi sebagian orang di tengah hiruk pikuk permasalahan bangsa kita saat ini. Menggelikan, mungkin bagi sebagian yang lain karena hari gini, di zaman yang serba high technology, masih saja ada (bahkan ribuan orang!!!) yang percaya gituan… dan harusnya MEMPRIHATINKAN bagi setiap orang yang merasa dirinya muslim!!!


Karena fenomena tersebut menunjukkan kemerosotan akidah yang dimiliki umat saat ini. Mungkin hal ini dipicu oleh semakin kerasnya hidup di akhir zaman yang penuh dengan fitnah (baca: ujian, cobaan, musibah, dsb). Banyak orang lebih memilih jalan pintas ataupun cara instant untuk melalui segala ujian yang dialami. Kelelahan, putus asa, frustasi atas segala usaha yang tidak membuahkan hasil “yang diinginkan”, membuat orang LUPA akan hakekat ujian yang diberikan kepadanya dari Yang Maha Berkehendak, yaitu untuk menguji keimanan kita.


“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” (QS. Al Ankabut; 2)


Dan diantara ujian hidup yang banyak dialami manusia sekarang ini adalah ujian penyakit, baik penyakit yang ringan hingga yang sangat berat. Padahal jika sekali lagi kita mengetahui salah satu hikmah dibalik sakit yang kita dera, maka sungguh akan kita rasakan nikmat yang luar biasa dari Ar Rohman.


“Seorang muslim tidak ditimpa rasa letih, penyakit, gelisah, sedih, gangguan/kegundahan, bahkan duri yang tertancap padanya kecuali Alloh menebus sebagian kesalahan-kesalahannya” (HR. Bukhori)


Namun bukan berarti kita lalu hanya diam saja berpangku tangan ketika sakit menimpa, “pasrah” dengan keadaan dan tidak berusaha mengobati. Meskipun ada pendapat ulama yang mengatakan baik jika kita bisa bersabar dengan penyakit yang kita alami, namun juga tidak terlarang jika kita mengusahakan kesembuhannya dengan syarat niat beribadah kepada Alloh. Yang berari harus ikhlas dan benar sesuai tuntunan Rosululloh Shallallohu ‘alaihi wasallam. Karena sebagai manusia kita dianjurkan untuk berikhtiar kemudian tawakal kepada Alloh, dan ikhtiar & tawakal merupakan bentuk ibadah kepada Alloh Azza Wa Jalla. Apalagi Rosul telah mengabarkan bahwa setiap penyakit ada obatnya kecuali maut (HR. Muslim)


Lalu apakah “ikhtiar” sebagian orang yang mendatangi dukun cilik tersebut telah sesuai dengan syarat di atas? Wallohua’lam, hanya Alloh Yang Maha Mengetahui niat yang tersembunyi dalam setiap hati hambaNya. Namun perlu ditekankan pula bahwa Alloh yang Memberi penyakit, Alloh pulalah yang Menyembuhkan..! Maka ketika kita berikhtiar melalui perantara (entah dokter, obat, dsb) tanpa menyandarkan kesembuhan kepada Alloh Ta’ala semata, maka kita patut waspada telah terperosok dalam jurang kesyirikan! Na’udzubillah..!


“Sesungguhnya Alloh tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendakiNya” (QS. An Nisa: 116)


Dan syirik di sini juga bisa dibedakan dalam 2 jenis (Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu) :

  1. Syirik besar, yaitu jika seseorang tersebut meyakini bahwa yang menyembuhkan penyakitnya murni 100% dari perantara/media tersebut (mis. obat, air, batu, dsb.)

  2. Syirik kecil, yaitu jika seseorang tersebut meyakini bahwa yang menyembuhkan penyakitnya selain karena perantara/media pengobatan tersebut tapi masih ada campur tangan Alloh Subhanahu Wa Ta’ala.


Adapun perbedaan syirik besar dengan syirik kecil menurut Syaikh Muhammad At Tamimi adalah:

  • Syirik besar menghapus seluruh amal, sedang syirik kecil hanya menghapuskan amal yang disertainya saja.

  • Syirik besar mengakibatkan pelakunya kekal di dalam Neraka, sedang syirik kecil tidak sampai demikian

  • Syirik akbar menjadikan pelakunya keluar dari Islam, sedang syirik kecil tidak menyebabkan keluar dari Islam.


Nah lho… gak kebayang kan akibatnya kalo kita sampe terjerumus meskipun syirik kecil sekalipun. Iiih, jangan sampe deh rugi dunia akhirat!! So bukan hanya masalah air ato batu Si Dukun Cilik (meskipun jika telah ada penelitian ilmiah tentang benda-benda tersebut), tapi juga dalam hal apapun di dunia ini jangan sampai kita menggantungkan sesuatu kepada selain Alloh Azza Wa Jalla, sekecil apapun! Apalagi kita gak tau kapan ajal menjemput…dan dalam keadaan bagaimana kita akan menemuiNya!


Jabir rodhiallohu’anhu berkata bahwa Rosululloh Shalallohu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Barangsiapa menemui Alloh (mati) dalam keadaan tidak berbuat syirik kepadaNya sedikitpun, pasti masuk Surga. Tetapi barangsiapa menemuiNya (mati) dalam keadaan berbuat sesuatu syirik kepadaNya, pasti masuk Neraka.” (HR.Muslim)


Wallohul musta’an.



Ar Roudloh, Maret 2009


Maroji’:

  1. Kitab Tauhid, oleh Syaikh Muhammad At Tamimi. Penerbit Darul Haq

  2. Khudz Aqidatika, oleh Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu

Candida albicans dan Keputihan

Pernah dengar nama Candida albicans? Candida albicans adalah satu dari sekian banyak jenis yeast yang namanya cukup dikenal di bidang Mikrobiologi. Yeast sendiri merupakan fungi mikroskopis bersel tunggal yang bereproduksi secara vegetatif dengan membentuk sejenis kuncup (budding). Beberapa jenis yeast, termasuk Candida albicans, memiliki sifat dimorphic. Ketika berada di alam ia akan tumbuh sebagai miselium dan ketika berada di dalam tubuh ia akan tumbuh sebagai yeast yang bereproduksi dengan membentuk budding.


Candida albicans secara alami dapat ditemukan di dalam membran mukosa mulut dan juga di dalam vagina. Keberadaannya di dalam tubuh manusia ini dikenal dengan istilah “flora normal”. Sebagai flora normal vagina, Candida albicans tidak hidup sendirian melainkan hidup bersama dengan beberapa mikroorganisme lainnya.


Lalu apa hubungannya Candida albicans dengan keputihan?

Dalam kondisi normal, kehadiran Candida albicans dalam tubuh manusia tidak menimbulkan gangguan apapun. Gangguan hanya akan muncul apabila keseimbangan populasi flora normal ini mengalami perubahan. Entah itu jumlahnya meningkat dengan pesat ataupun menurun secara drastis. Perubahan keseimbangan flora normal dalam vagina dapat terjadi karena beberapa hal, antara lain: 


Penggunaan alat kontrasepsi oral. Penggunaan alat kontrasepsi oral ini dapat menyebabkan perubahan kondisi hormonal yang pada akhirnya akan mempengaruhi derajat keasaman (pH) vagina. Adanya perubahan pH ini akan mempengaruhi keseimbangan flora normal yang ada di dalamnya.


Mengkonsumsi antibiotik (dari golongan tetracycline) secara berlebihan akan mengganggu keseimbangan flora normal vagina dan berakibat lebih jauh akan meningkatkan pertumbuhanCandida albicans.


Terlalu sering membasuh vagina dengan cairan pembersih vagina juga akan mematikan flora normal tertentu dalam vagina, sehingga komposisi flora normal menjadi tidak seimbang.


Pemakaian celana dalam yang terlalu ketat dan penggunaan pembalut yang terlalu sering akan mengurangi aerasi di daerah vagina, sehingga akan meningkatkan suhu dan kelembaban di sana. Kondisi semacam ini memungkinkan yeast untuk berkembang biak dengan pesat.



Adanya perubahan keseimbangan flora normal dalam vagina tersebut akan mengakibatkan munculnya gangguan yang biasa disebut keputihan. Keputihan yang disebabkan oleh Candida albicans dikenal dengan nama “vulvovaginal candidiasis”. Gejala umum yang biasa muncul adalah rasa gatal yang teramat sangat pada vagina bagian luar, labia mayora (bibir vagina) menjadi kemerahan dan terkadang bengkak, keluar cairan vagina berwarna putih serupa keju berbau jamur.


Meskipun “vulvovaginal candidiasis” ini dapat diobati, ada baiknya kalau kita melakukan pencegahan agar tak dihinggapi gangguan yang satu ini. Caranya?


Jagalah kebersihan vagina dan sekitarnya, tapi usahakan untuk tidak terlalu sering menggunakan cairan pembasuh vagina.


Setiap selesai buang air sebaiknya membasuh vagina dari arah depan ke belakang (dari vagina ke anus).


Hindari penggunaan celana dalam yang ketat ataupun berbahan nylon, lebih baik gunakan celana dalam berbahan katun yang dapat menyerap keringat.


Jangan malas untuk mengganti pembalut sesering mungkin di saat menstruasi.



Apabila “vulvovaginal candidiasis” terlanjur menghampiri, segeralah berobat ke Spesialis Kulit dan Kelamin. Biasanya Dokter akan memberikan obat antifungi berbentuk cream untuk dioleskan atau berbentuk supositoria untuk dimasukkan ke dalam vagina ataupun berupa obat per oral (untuk diminum).


Sapporo 19012005, S. Gilangtresna


Referensi :

Cole, G. T. 1996. Basic Biology of Fungi. In Medical Microbiology4th edition, Baron, S. (eds). The University of Texas Medical Branch at Galveston, Texas. 


Marrazzo, J. 2003. Vulvovaginal candidiasis. British Medical Journal. Vol. 326 : p 993-994


Mc. Ginnis, M. R. and Tyring, S. K. 1996. General Concept of Mycology. In Medical Microbiology 4th edition, Baron, S. (eds). The University of Texas Medical Branch at Galveston, Texas


Walsh, T. J. and Dixon, D. M. 1996. Spectrum of Mycoses. In Medical Microbiology4th, Baron, S. (eds). The University of Texas Medical Branch at Galveston, Texas.



Sumber: www.kafemuslimah.com
 

Tak Sederhana

Geluti tiap detik dalam waktu

Hingga bersua pada kenyataan dan kebenaran

:jalan ini adalah rahmat

Lalu cinta di hati digali dan diumbar

Keangkuhan pun menggradasi, menantang lazuardi


Sahabat, sekali cobalah tatap

Diri ini pada cermin yang bukanlah kusam

Tengoklah mata yang indah dengan bulu yang lentik

Masih adakah siluet haram terpancar darinya

Yang bercokol dari pandangan yang tak tertunduk


Lalu pandanglah bibir yang tipis dan menawan

Terngiangkah kata-kata busuk yang pernah terlafal

Atau ingatkah ada berapa hati yang tercabik oleh ketajamannya

Dan liriklah telinga yang cantik berhiaskan anting bermata zamrud

Adakah sisa dengungan kata-kata haram yang sempat berlalu


Sahabat, itukah diri ini yang selalu anggun menyenandungkan rahmat

Dan mahabbah merdu kepada Sang Penyelamat


Bahkan mungkin mata ini tak pernah menjadi saksi sayatan pedang

dan desiran peluru yang membabi buta di tubuh yang hitam-kurus

Atau telinga ini tak mau mendengar tangis pilu anak-anak yang kelaparan

Apatah lagi bibir ini tak sudi sekedar melarang kesyirikan dan bid’ah ad dholalah

Masihkah hati ini melantangkan cinta di atas kedzaliman manusia


Cinta ini begitu sederhana

Begitu apa adanya

Dan tak ada apa-apanya

Sebatas shalat yang tak kunjung khusuk

Atau usaha mentadaburi tiap bait mushafNya

Hingga lantunan doa rindukan keindahan surgaNya


Sahabat, sekali lagi cobalah tatap

Diri ini pada cermin yang bukanlah kusam

Masihkah hati ini melantangkan cinta di atas kengkuhan manusia

Masihkah mata, bibir, dan telinga ini mahsyuk di atas kemaksiatan yang merajalela


Saudara, sekali lagi marilah tatap

Pada cermin yang indah benderang

Cermin yang bernamakan Taubatan Nasuha


Karena cintaNya yang tak begitu sederhana




Secret Chamber: Oct 13rd, 2006

(edit: Jan 21st, 2008)



Hidup

Hidup adalah waktu

: antara satu

hingga dua belas


Hidup adalah elegi

: antara suka

dan duka


Hidup adalah perjuangan

: antara bekerja

serta ibadah


Hidup adalah perjalanan

: antara dunia

menuju akhirat


Hidup adalah jarak

: antara liang ibu

sampai liang kubur


Brebes, 2003


Saturday, March 28, 2009

Bakso Tahu


Bahan:

- Daging sapi 300 gram
- Bawang putih goring 2 sdm
- Bawang merah goring 2 sdm
- Merica bubuk ½ sdt
- Garam 1 sdt
- Sagu 60 gram
- Es batu 60 gram
- Daun bawang 2 batang, iris tipis
- Putih telur 2 butir
- Tahu cina 4 buah, potong segitiga lalu kerat tengahnya

Cara membuat:
1. Campur semua bahan dalam food processor, kecuali tahu. Proses hingga halus dan rata.
2. Tambahkan es batu jika adonan sulit dipulung.
3. Masukkan irisan daun bawang dan putih telur, aduk rata.
4. Isi adonan ke dalam tahu hingga rapi (hati-hati tahu jangan sampai sobek/retak) lalu kukus selama 20 menit. Angkat dan tiriskan.
5. Bakso siap digunakan. Simpan dalam lemari es agar lebih tahan lama.

Untuk 32 buah

Penyajian: panaskan kaldu daging sapi lalu masukkan beberapa bakso. Biarkan hingga mendidih selama 5 menit. Tuang ke dalam mangkuk saji lalu taburi dengan seledri dan bawang goring. Sajikan dengan sambal dan kecap.

Sumber: Variasi BAKSO Favorit, Yeni Ismayani. Kawan Pustaka

Wednesday, March 25, 2009

Menanti Sahabat

Sahabat, kekasihku dalam iman
Apa kabar jiwamu dalam kembara?
Aku resah…
Melihat tangismu dalam mimpi

Sahabat, kekasihku dalam cinta
Apa kabar kidung yang dulu kita lagukan?
Aku sedih …
Kau tak menangis dalam lara

Sahabat, aku tak bisa pasrah…
Melihat hijabmu mengering dan berguguran
Meski itu menjelma dalam senyum sendumu
Sahabat, aku tak bisa ikhlas
Kau gadaikan iman dalam kembara
Kau jual cinta dalam mimpi merajut cita!

Sahabat, ‘ku ingin tetap kekasihmu
Yang setia menyulam iman, meski dalam gelap
Yang teguh berkidung dzikir, disaat hati sedang lelah
Yang menunggumu kembali…
Hingga berkerudung anggun!

Purwokerto, 2005

Ternyata Makna Laa Ilaaha Illalloh itu....

Ternyata masih kebanyakan orang bahkan mungkin sebagian besar dari kaum muslim sendiri mengartikan kalimat “Laa ilaaha illalloh” dengan tidak ada tuhan selain Alloh.. Yah selain memang kurikulum pelajaran yang kita dapat sejak dari duduk di bangku SD (hatta sedari TK), juga transfer “ajaran” (baca: didikan) orang tua yang memang sudah turun temurun telah lazim seperti itu. Termasuk aq sendiri juga sempat mjd bagian dari mereka..

Nah lalu apa yang salah kalo memang udah lazim begitu?.. Yah, ternyata memang pemahaman akan makna “Laa ilaaha illalloh” seperti itu telah keliru. Aq juga baru mengetahuinya, setelah ditunjukkan Alloh melalui karuniaNya kepadaku untuk menuntu ilmu (walhamdulillah). So aq sekarang ingin membaginya kepada kalian semua…semoga Alloh memberkahi.

Alkisah pada zaman dahulu kala, sebelum para rosul diutus kepada kaum-kaum mereka, kaum-kaum yang masih kafir telah meyakini bahwa Alloh adalah tuhan mereka. Yup, mereka sebenarnya tau kalo Alloh adalah tuhan yang mencipta dan mengatur alam semesta. Ga percaya? Liat aja Quran surat Az Zukhruf ayat 87 yang artinya:

“Dan sungguh, jika kamu bertanya kepada mereka, ‘Siapa yang telah menciptakan mereka,’ niscaya mereka akan menjawab,’Alloh!’”

Nah lo..! Namun dengan begitu mereka tetap ga dimasukin sebagai orang Islam atau beriman. Why? Karena meskipun mereka mengakui Alloh adalah tuhan (pencipta dan pengatur) –ini dinamakan tauhid rububiyah- tapi mereka tidak mengesakan peribadahan baik doa, penyembelihan, nadzar, dan semacamnya hanya kepada Alloh..tapi melalui berhala-berhala atau sesembahan-sesembahan yang mereka sembah! Mereka menganggap dengan menyembah berhala-berhala itu dapat mendekatkan diri mereka kepada Alloh, krn menurut mereka berhala-berhala itu “ditempati” ruh-ruh nenek moyang mereka yang (menurut mereka) salih. Liat lagi aja di QS.Az Zumar ayat 3:

“Dan orang-orang yang mengambil perlindungan selain Alloh (berkata) : 'Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Alloh dengan sedekat-dekatnya’".

Namun Alloh pun berfirman bahwa hal yang demikian sebenarnya tidaklah bermanfaat (baca: gak ada gunanya!) karena berarti mereka telah mengadakan sekutu bagi Alloh!

“Karena itu tiadalah bermanfaat sedikitpun kepada mereka sembahan-sembahan yang mereka seru selain Alloh, di waktu adzab Tuhanmu telah datang.” (QS.Hud:11)

Lalu Alloh mengutus para rosul untuk menyerukan “Laa ilaaha illalloh” kepada mereka. Agar ibadah-ibadah mereka hanya tertuju kepada Alloh Azza Wa Jalla dengan tidak menyekutukanNya. Yang berarti bahwa makna “Laa ilaaha illalloh” di sini adalah tidak ada sesembahan yang haq (berhak) disembah selain Alloh..!

Nah.. begitulah arti ato makna “Laa ilaaha illalloh” yang sebenarnya. Inget ya..jgn sampe keliru lagi lho. Karena hal ini sangat penting, wahai Saudaraku…!! Ini menyangkut aqidah kita, kunci kebahagiaan hidup kita di dunia dan akhirat kelak. Jika pemahaman makna “Laa ilaaha illalloh” kita seperti tersebut pertama di atas (tidak ada tuhan/sesembahan selain Alloh –tanpa ada penambahan “yang haq”) maka sebenarnya dapat bermakna bias, yaitu bahwa pada kenyataannya dahulu orang kafir menyembah/menuhankan berhala, maka dengan demikian dapat berarti berhala2 tersebut adalah Alloh (???). Mana bisa demikian…!!!

Hmmm…gak bingung kan??

Eitttzzzz..tapi blom selesai sampai di sini aja loh. Karena sekedar paham atau mengerti artinya saja juga masih belum bisa menyelamatkan hidup kita terutama di akhirat kelak, ato ekstrimnya belum bisa dikatakan sebagai mukmin. Lho kok bisa? Yup, karena pemahaman itu harus beriringan dengan keimanan juga. Artinya kita harus meyakini dengan segenap hati kita akan ke-Maha esa-an Alloh dan melafalkan atau membenarkannya dengan lisan kita yang kemudian kita aplikasikan dalam perbuatan-perbuatan atau amalan-amalan yang salih, yaitu amalan yang tidak menyekutukanNya (perbuatan syirik). So unsur-unsur tersebut memang merupakan harga mati, ayuhai Saudaraku..

Yah..makanya dulu orang kafir gak mau menyatakan atau bersaksi “Laa ilaaha illalloh”, karena mereka paham betul makna sebenarnya dan juga resikonya yaitu mereka harus meninggalkan penyembahan terhadap berhala-berhala tersebut. Makanya juga mereka sangat membenci dakwah para Rosul, yaitu dakwah tauhid menegakkan kalimat “Laa ilaaha illalloh” (tauhid uluhiyah). Dan karena kesombongannya itulah mereka tidak mau mengucapkan “Laa ilaaha illalloh” (QS. As Shoffat:35-37). Tapi kenyataannya orang zaman sekarang hatta mereka berani mengucapkan kalimat thayibah ini tapi mereka masih pergi ke dukun, percaya tahayul atau khurafat, percaya jimat dan ramalan-ramalan bintang, dan masih banyak sejenisnya. Masya Alloh, bukankah ini lebih parah dari kaum kafir zaman dahulu??? Iiih..na’udzubillah..!!! Semoga kita gak termasuk di dalamnya.

Syaikh Muhammad Nashirudin Al-Albani berkata, “Adapun orang yang mengucapkan dengan lisannya tetapi tidak memahami maknanya, atau memahami maknanya tetapi tidak mengimani makna tersebut, maka ucapan Laa Ilaaha Illaallah-nya tidak memberinya manfaat di akhirat, meskipun di dunia ucapan tersebut masih bermanfaat apabila ia hidup di bawah naungan hukum Islam (yaitu tidak diperangi atau dibunuh).”

Hal ini berdasarkan pada sabda Rosulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam: Barangsiapa mati dan dia bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Allah dengan ikhlas dari hatinya, maka Allah mengharamkan badannya dari Neraka" dalam riwayat lain : "Maka dia akan masuk Surga". (Hadits Shahih, diriwayatkan oleh Ahmad (5/236), Ibnu Hibban (4) dalam Zawa'id)

Dengan kata lain, ucapan “Laa ilaaha illalloh” dengan segala konsekuansinya adalah kunci pintu Surga!!!

Syaikh Al-Albani menjelaskan, “Maka mungkin saja orang yang mengucapkan kalimat Laa ilaaha illalloh dengan ikhlas dijamin masuk Surga, meskipun setelah mengucapkannya menerima adzab terlebih dahulu. Orang yang meyakini keyakinan yang benar terhadap kalimat thayyibah ini, maka mungkin saja dia diadzab berdasarkan perbuatan maksiat dan dosa yang dilakukannya, tetapi pada akhirnya tempat kembalinya adalah Surga.”



Yukz..rame-rame dapetin kunci pintu Surga dengan membenahi lagi tauhid kita

(mau doooooonkz……!!!)


Ar Roudloh, 18 Desember 2008

Muroji:
1. Al Firqotun Najiyah, Jalan Hidup Golongan yang Selamat, oleh Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu, terbitan Media Hidayah, penerjemah Abu Shafiya.
2. TAUHID, Prioritas Pertama dan Utama, oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, terbitan Darul Haq, penerjemah Fariq Gasim Anuz.
3. Ulasan Tuntas Tentang Tiga Prinsip Pokok: Siapa Robbmu, Apa Agamamu, Siapa Nabimu?; oleh Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin, penerjemah Zainul Abidin Syamsudin, Lc. dan Ainul Haris Arifin, Lc.