Monday, March 30, 2009

PONARI SWEAT..??!!

Seorang teman bercerita tentang suasana perkuliahannya pada suatu hari. Di dalam ruang kelas tersebut didominasi para bapak & ibu yang sudah berusia dan mapan. Secara itu adalah kelas ekstensi dan setiap kuliah para “mahasiswa”nya selalu membawa bekal yang “wah”.

Nah, suatu hari beberapa diantara mereka saling menunjukkan bekal masing-masing, terutama pada minumannya… ada yang membawa the, sirup, susu, dll yang lumayan menggiurkan. Seorang mahasiswa yang hanya membawa air putih gak mau kalah. Dia gak minder, dengan bangganya dia memamerkan ke teman-temannya dengan berujar “Ponari sweat…!! Brrr…” (sambil bergaya minum air putih tersebut). Kontan penghuni kelas pada tertawa.


Hemm… Mendengar gurauan tersebut tidaklah kita teringat pada merk suatu minuman kaleng yang cukup familiar di telinga masyarakat. Tapi ingatan kita lebih tertarik pada nama seorang bocah yang dijadikan icon gurauan tersebut, dan konon dijuluki “dukun cilik” dari sebuah desa di pulau Jawa.


Dukun cilik…??? Yup, fenomena unik bagi sebagian orang di tengah hiruk pikuk permasalahan bangsa kita saat ini. Menggelikan, mungkin bagi sebagian yang lain karena hari gini, di zaman yang serba high technology, masih saja ada (bahkan ribuan orang!!!) yang percaya gituan… dan harusnya MEMPRIHATINKAN bagi setiap orang yang merasa dirinya muslim!!!


Karena fenomena tersebut menunjukkan kemerosotan akidah yang dimiliki umat saat ini. Mungkin hal ini dipicu oleh semakin kerasnya hidup di akhir zaman yang penuh dengan fitnah (baca: ujian, cobaan, musibah, dsb). Banyak orang lebih memilih jalan pintas ataupun cara instant untuk melalui segala ujian yang dialami. Kelelahan, putus asa, frustasi atas segala usaha yang tidak membuahkan hasil “yang diinginkan”, membuat orang LUPA akan hakekat ujian yang diberikan kepadanya dari Yang Maha Berkehendak, yaitu untuk menguji keimanan kita.


“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” (QS. Al Ankabut; 2)


Dan diantara ujian hidup yang banyak dialami manusia sekarang ini adalah ujian penyakit, baik penyakit yang ringan hingga yang sangat berat. Padahal jika sekali lagi kita mengetahui salah satu hikmah dibalik sakit yang kita dera, maka sungguh akan kita rasakan nikmat yang luar biasa dari Ar Rohman.


“Seorang muslim tidak ditimpa rasa letih, penyakit, gelisah, sedih, gangguan/kegundahan, bahkan duri yang tertancap padanya kecuali Alloh menebus sebagian kesalahan-kesalahannya” (HR. Bukhori)


Namun bukan berarti kita lalu hanya diam saja berpangku tangan ketika sakit menimpa, “pasrah” dengan keadaan dan tidak berusaha mengobati. Meskipun ada pendapat ulama yang mengatakan baik jika kita bisa bersabar dengan penyakit yang kita alami, namun juga tidak terlarang jika kita mengusahakan kesembuhannya dengan syarat niat beribadah kepada Alloh. Yang berari harus ikhlas dan benar sesuai tuntunan Rosululloh Shallallohu ‘alaihi wasallam. Karena sebagai manusia kita dianjurkan untuk berikhtiar kemudian tawakal kepada Alloh, dan ikhtiar & tawakal merupakan bentuk ibadah kepada Alloh Azza Wa Jalla. Apalagi Rosul telah mengabarkan bahwa setiap penyakit ada obatnya kecuali maut (HR. Muslim)


Lalu apakah “ikhtiar” sebagian orang yang mendatangi dukun cilik tersebut telah sesuai dengan syarat di atas? Wallohua’lam, hanya Alloh Yang Maha Mengetahui niat yang tersembunyi dalam setiap hati hambaNya. Namun perlu ditekankan pula bahwa Alloh yang Memberi penyakit, Alloh pulalah yang Menyembuhkan..! Maka ketika kita berikhtiar melalui perantara (entah dokter, obat, dsb) tanpa menyandarkan kesembuhan kepada Alloh Ta’ala semata, maka kita patut waspada telah terperosok dalam jurang kesyirikan! Na’udzubillah..!


“Sesungguhnya Alloh tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendakiNya” (QS. An Nisa: 116)


Dan syirik di sini juga bisa dibedakan dalam 2 jenis (Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu) :

  1. Syirik besar, yaitu jika seseorang tersebut meyakini bahwa yang menyembuhkan penyakitnya murni 100% dari perantara/media tersebut (mis. obat, air, batu, dsb.)

  2. Syirik kecil, yaitu jika seseorang tersebut meyakini bahwa yang menyembuhkan penyakitnya selain karena perantara/media pengobatan tersebut tapi masih ada campur tangan Alloh Subhanahu Wa Ta’ala.


Adapun perbedaan syirik besar dengan syirik kecil menurut Syaikh Muhammad At Tamimi adalah:

  • Syirik besar menghapus seluruh amal, sedang syirik kecil hanya menghapuskan amal yang disertainya saja.

  • Syirik besar mengakibatkan pelakunya kekal di dalam Neraka, sedang syirik kecil tidak sampai demikian

  • Syirik akbar menjadikan pelakunya keluar dari Islam, sedang syirik kecil tidak menyebabkan keluar dari Islam.


Nah lho… gak kebayang kan akibatnya kalo kita sampe terjerumus meskipun syirik kecil sekalipun. Iiih, jangan sampe deh rugi dunia akhirat!! So bukan hanya masalah air ato batu Si Dukun Cilik (meskipun jika telah ada penelitian ilmiah tentang benda-benda tersebut), tapi juga dalam hal apapun di dunia ini jangan sampai kita menggantungkan sesuatu kepada selain Alloh Azza Wa Jalla, sekecil apapun! Apalagi kita gak tau kapan ajal menjemput…dan dalam keadaan bagaimana kita akan menemuiNya!


Jabir rodhiallohu’anhu berkata bahwa Rosululloh Shalallohu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Barangsiapa menemui Alloh (mati) dalam keadaan tidak berbuat syirik kepadaNya sedikitpun, pasti masuk Surga. Tetapi barangsiapa menemuiNya (mati) dalam keadaan berbuat sesuatu syirik kepadaNya, pasti masuk Neraka.” (HR.Muslim)


Wallohul musta’an.



Ar Roudloh, Maret 2009


Maroji’:

  1. Kitab Tauhid, oleh Syaikh Muhammad At Tamimi. Penerbit Darul Haq

  2. Khudz Aqidatika, oleh Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu

No comments:

Post a Comment