Monday, March 30, 2009

Tak Sederhana

Geluti tiap detik dalam waktu

Hingga bersua pada kenyataan dan kebenaran

:jalan ini adalah rahmat

Lalu cinta di hati digali dan diumbar

Keangkuhan pun menggradasi, menantang lazuardi


Sahabat, sekali cobalah tatap

Diri ini pada cermin yang bukanlah kusam

Tengoklah mata yang indah dengan bulu yang lentik

Masih adakah siluet haram terpancar darinya

Yang bercokol dari pandangan yang tak tertunduk


Lalu pandanglah bibir yang tipis dan menawan

Terngiangkah kata-kata busuk yang pernah terlafal

Atau ingatkah ada berapa hati yang tercabik oleh ketajamannya

Dan liriklah telinga yang cantik berhiaskan anting bermata zamrud

Adakah sisa dengungan kata-kata haram yang sempat berlalu


Sahabat, itukah diri ini yang selalu anggun menyenandungkan rahmat

Dan mahabbah merdu kepada Sang Penyelamat


Bahkan mungkin mata ini tak pernah menjadi saksi sayatan pedang

dan desiran peluru yang membabi buta di tubuh yang hitam-kurus

Atau telinga ini tak mau mendengar tangis pilu anak-anak yang kelaparan

Apatah lagi bibir ini tak sudi sekedar melarang kesyirikan dan bid’ah ad dholalah

Masihkah hati ini melantangkan cinta di atas kedzaliman manusia


Cinta ini begitu sederhana

Begitu apa adanya

Dan tak ada apa-apanya

Sebatas shalat yang tak kunjung khusuk

Atau usaha mentadaburi tiap bait mushafNya

Hingga lantunan doa rindukan keindahan surgaNya


Sahabat, sekali lagi cobalah tatap

Diri ini pada cermin yang bukanlah kusam

Masihkah hati ini melantangkan cinta di atas kengkuhan manusia

Masihkah mata, bibir, dan telinga ini mahsyuk di atas kemaksiatan yang merajalela


Saudara, sekali lagi marilah tatap

Pada cermin yang indah benderang

Cermin yang bernamakan Taubatan Nasuha


Karena cintaNya yang tak begitu sederhana




Secret Chamber: Oct 13rd, 2006

(edit: Jan 21st, 2008)



No comments:

Post a Comment