Wednesday, March 25, 2009

Ternyata Makna Laa Ilaaha Illalloh itu....

Ternyata masih kebanyakan orang bahkan mungkin sebagian besar dari kaum muslim sendiri mengartikan kalimat “Laa ilaaha illalloh” dengan tidak ada tuhan selain Alloh.. Yah selain memang kurikulum pelajaran yang kita dapat sejak dari duduk di bangku SD (hatta sedari TK), juga transfer “ajaran” (baca: didikan) orang tua yang memang sudah turun temurun telah lazim seperti itu. Termasuk aq sendiri juga sempat mjd bagian dari mereka..

Nah lalu apa yang salah kalo memang udah lazim begitu?.. Yah, ternyata memang pemahaman akan makna “Laa ilaaha illalloh” seperti itu telah keliru. Aq juga baru mengetahuinya, setelah ditunjukkan Alloh melalui karuniaNya kepadaku untuk menuntu ilmu (walhamdulillah). So aq sekarang ingin membaginya kepada kalian semua…semoga Alloh memberkahi.

Alkisah pada zaman dahulu kala, sebelum para rosul diutus kepada kaum-kaum mereka, kaum-kaum yang masih kafir telah meyakini bahwa Alloh adalah tuhan mereka. Yup, mereka sebenarnya tau kalo Alloh adalah tuhan yang mencipta dan mengatur alam semesta. Ga percaya? Liat aja Quran surat Az Zukhruf ayat 87 yang artinya:

“Dan sungguh, jika kamu bertanya kepada mereka, ‘Siapa yang telah menciptakan mereka,’ niscaya mereka akan menjawab,’Alloh!’”

Nah lo..! Namun dengan begitu mereka tetap ga dimasukin sebagai orang Islam atau beriman. Why? Karena meskipun mereka mengakui Alloh adalah tuhan (pencipta dan pengatur) –ini dinamakan tauhid rububiyah- tapi mereka tidak mengesakan peribadahan baik doa, penyembelihan, nadzar, dan semacamnya hanya kepada Alloh..tapi melalui berhala-berhala atau sesembahan-sesembahan yang mereka sembah! Mereka menganggap dengan menyembah berhala-berhala itu dapat mendekatkan diri mereka kepada Alloh, krn menurut mereka berhala-berhala itu “ditempati” ruh-ruh nenek moyang mereka yang (menurut mereka) salih. Liat lagi aja di QS.Az Zumar ayat 3:

“Dan orang-orang yang mengambil perlindungan selain Alloh (berkata) : 'Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Alloh dengan sedekat-dekatnya’".

Namun Alloh pun berfirman bahwa hal yang demikian sebenarnya tidaklah bermanfaat (baca: gak ada gunanya!) karena berarti mereka telah mengadakan sekutu bagi Alloh!

“Karena itu tiadalah bermanfaat sedikitpun kepada mereka sembahan-sembahan yang mereka seru selain Alloh, di waktu adzab Tuhanmu telah datang.” (QS.Hud:11)

Lalu Alloh mengutus para rosul untuk menyerukan “Laa ilaaha illalloh” kepada mereka. Agar ibadah-ibadah mereka hanya tertuju kepada Alloh Azza Wa Jalla dengan tidak menyekutukanNya. Yang berarti bahwa makna “Laa ilaaha illalloh” di sini adalah tidak ada sesembahan yang haq (berhak) disembah selain Alloh..!

Nah.. begitulah arti ato makna “Laa ilaaha illalloh” yang sebenarnya. Inget ya..jgn sampe keliru lagi lho. Karena hal ini sangat penting, wahai Saudaraku…!! Ini menyangkut aqidah kita, kunci kebahagiaan hidup kita di dunia dan akhirat kelak. Jika pemahaman makna “Laa ilaaha illalloh” kita seperti tersebut pertama di atas (tidak ada tuhan/sesembahan selain Alloh –tanpa ada penambahan “yang haq”) maka sebenarnya dapat bermakna bias, yaitu bahwa pada kenyataannya dahulu orang kafir menyembah/menuhankan berhala, maka dengan demikian dapat berarti berhala2 tersebut adalah Alloh (???). Mana bisa demikian…!!!

Hmmm…gak bingung kan??

Eitttzzzz..tapi blom selesai sampai di sini aja loh. Karena sekedar paham atau mengerti artinya saja juga masih belum bisa menyelamatkan hidup kita terutama di akhirat kelak, ato ekstrimnya belum bisa dikatakan sebagai mukmin. Lho kok bisa? Yup, karena pemahaman itu harus beriringan dengan keimanan juga. Artinya kita harus meyakini dengan segenap hati kita akan ke-Maha esa-an Alloh dan melafalkan atau membenarkannya dengan lisan kita yang kemudian kita aplikasikan dalam perbuatan-perbuatan atau amalan-amalan yang salih, yaitu amalan yang tidak menyekutukanNya (perbuatan syirik). So unsur-unsur tersebut memang merupakan harga mati, ayuhai Saudaraku..

Yah..makanya dulu orang kafir gak mau menyatakan atau bersaksi “Laa ilaaha illalloh”, karena mereka paham betul makna sebenarnya dan juga resikonya yaitu mereka harus meninggalkan penyembahan terhadap berhala-berhala tersebut. Makanya juga mereka sangat membenci dakwah para Rosul, yaitu dakwah tauhid menegakkan kalimat “Laa ilaaha illalloh” (tauhid uluhiyah). Dan karena kesombongannya itulah mereka tidak mau mengucapkan “Laa ilaaha illalloh” (QS. As Shoffat:35-37). Tapi kenyataannya orang zaman sekarang hatta mereka berani mengucapkan kalimat thayibah ini tapi mereka masih pergi ke dukun, percaya tahayul atau khurafat, percaya jimat dan ramalan-ramalan bintang, dan masih banyak sejenisnya. Masya Alloh, bukankah ini lebih parah dari kaum kafir zaman dahulu??? Iiih..na’udzubillah..!!! Semoga kita gak termasuk di dalamnya.

Syaikh Muhammad Nashirudin Al-Albani berkata, “Adapun orang yang mengucapkan dengan lisannya tetapi tidak memahami maknanya, atau memahami maknanya tetapi tidak mengimani makna tersebut, maka ucapan Laa Ilaaha Illaallah-nya tidak memberinya manfaat di akhirat, meskipun di dunia ucapan tersebut masih bermanfaat apabila ia hidup di bawah naungan hukum Islam (yaitu tidak diperangi atau dibunuh).”

Hal ini berdasarkan pada sabda Rosulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam: Barangsiapa mati dan dia bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Allah dengan ikhlas dari hatinya, maka Allah mengharamkan badannya dari Neraka" dalam riwayat lain : "Maka dia akan masuk Surga". (Hadits Shahih, diriwayatkan oleh Ahmad (5/236), Ibnu Hibban (4) dalam Zawa'id)

Dengan kata lain, ucapan “Laa ilaaha illalloh” dengan segala konsekuansinya adalah kunci pintu Surga!!!

Syaikh Al-Albani menjelaskan, “Maka mungkin saja orang yang mengucapkan kalimat Laa ilaaha illalloh dengan ikhlas dijamin masuk Surga, meskipun setelah mengucapkannya menerima adzab terlebih dahulu. Orang yang meyakini keyakinan yang benar terhadap kalimat thayyibah ini, maka mungkin saja dia diadzab berdasarkan perbuatan maksiat dan dosa yang dilakukannya, tetapi pada akhirnya tempat kembalinya adalah Surga.”



Yukz..rame-rame dapetin kunci pintu Surga dengan membenahi lagi tauhid kita

(mau doooooonkz……!!!)


Ar Roudloh, 18 Desember 2008

Muroji:
1. Al Firqotun Najiyah, Jalan Hidup Golongan yang Selamat, oleh Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu, terbitan Media Hidayah, penerjemah Abu Shafiya.
2. TAUHID, Prioritas Pertama dan Utama, oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, terbitan Darul Haq, penerjemah Fariq Gasim Anuz.
3. Ulasan Tuntas Tentang Tiga Prinsip Pokok: Siapa Robbmu, Apa Agamamu, Siapa Nabimu?; oleh Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin, penerjemah Zainul Abidin Syamsudin, Lc. dan Ainul Haris Arifin, Lc.

4 comments:

  1. Assalamu'alaikum
    Ni mba mela ^_^
    wah blogya bagus nih ukh...
    ana suka bunga mawarnya segeerrr bangets
    artikelnya ditambahin lagi dong
    ana penasaran nih anti kan di Roudloh ya kan? apa anti Vina, Ajeng, Ani, Anggi, or...?
    barakallahu fik

    ReplyDelete
  2. Assalamu'alaikum
    Ni mba mela ^_^
    wah blogya bagus nih ukh...
    ana suka bunga mawarnya segeerrr bangets
    artikelnya ditambahin lagi dong
    ana penasaran nih anti kan di Roudloh ya kan? apa anti Vina, Ajeng, Ani, Anggi, or...?
    barakallahu fik

    ReplyDelete
  3. Wa'alaykumussalam

    He, makasih mba..tp msh sederhana krn br bljr^_^

    Ya artikelnya baru ditambah

    Hmmm... tebak hayo siapa?? (tp terharu cz mb msh ingat..)

    Waiyyaki barokalloh

    ReplyDelete
  4. Nah sekarang mba udah tahu, ini Vina kaaan?
    wah dah berapa bulan (ato tahun) kita ga ketemu ya..yang penting ta'lim jalan terus ya walau tidak bersua..^_^
    Wah blognya tambah baguss lho
    semoga lancar ya skripsinya, habis itu tinggal nikah, ya kan? Amiin
    saling mendo'akan ya...

    ReplyDelete